Selasa 08 Feb 2022 06:52 WIB

Biden Ancam Hentikan Proyek Nord Stream 2 Jika Rusia Serang Ukraina

Pipa gas Nord Stream 2 akan dihentikan jika Rusia menginvasi Ukraina

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
 Presiden Joe Biden
Foto: AP/Patrick Semansky
Presiden Joe Biden

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Senin (7/2/2022) mengatakan, pipa gas Nord Stream 2 akan dihentikan jika Rusia menginvasi Ukraina. Biden dan Kanselir Jerman Olaf Scholz menekankan persatuan untuk mencegah perang di Eropa.

"Jika Rusia menyerang, itu berarti tank atau pasukan melintasi perbatasan Ukraina lagi, maka tidak akan ada tidak ada lagi Nord Stream 2. Kami akan mengakhirinya," kata Biden.  

Baca Juga

Scholz mengatakan, Amerika Serikat dan Jerman memiliki pendekatan yang sama ke Ukraina, Rusia dan menerapkan sanksi. Tetapi Jerman tidak secara langsung mengkonfirmasi rencana untuk menghentikan proyek pembangunan pipa gas Nord Stream 2 senilai 11 miliar dolar AS secara terbuka.

Kesamaan pandekatan Amerika Serikat dan Jerman mengenai proyek pipa gas senilai 11 miliar dolar AS telah menjadi pertanyaan penting. Karena dua negara demokrasi utama tersebut memimpin sekutu NATO.

Scholz mengatakan, Rusia akan menghadapi kerugian yang sangat tinggi jika menginvasi Ukraina. Dia mengatakan, Jerman dan Amerika Serikat memiliki pendekatan yang sama terhadap Rusia.

"Kami akan bersatu. Kami akan bertindak bersama. Dan kami akan mengambil semua langkah yang diperlukan," kata Scholz.

Jerman menggunakan gas Rusia untuk memenuhi setengah kebutuhannya. Jerman menunda persetujuan pipa Nord Stream 2 hingga setidaknya paruh kedua tahun 2022. Namun Jerman menolak untuk membatalkan proyek yang hampir selesai.

Biden dan Scholz menekankan bahwa mereka lebih memilih diplomasi sebagai solusi konflik Rusia-Ukraina. Scholz akan mengunjungi Ukraina dan Rusia pekan depan, setelah pertemuan dengan Biden, pejabat Uni Eropa, dan kepala negara Baltik.

Biden mengatakan, dia tidak ragu tentang keandalan Jerman sebagai mitra. Biden menambahkan, Scholz mendapat kepercayaan penuh dari Amerika Serikat.  

"Tidak ada keraguan tentang kemitraan Jerman dengan Amerika Serikat. Tidak ada," kata Biden.

Biden dan pejabat AS menekankan bahwa Jerman adalah donor bantuan non-militer terbesar kedua ke Kiev setelah Amerika Serikat. Biden mengatakan, Jerman dan Amerika Serikat telah merencanakan sanksi terhadap Rusia. Rincian sanksi masih diselesaikan, tetapi salah satu opsi sanksi yaitu melarang Rusia dari sistem transaksi keuangan global, SWIFT.

Presiden Dewan Amerika untuk Jerman, Steven Sokol, mengatakan, Scholz perlu mengklarifikasi posisi Jerman di Nord Stream 2. Selain itu, Scholz harus menunjukkan lebih banyak "kreativitas" dalam memberikan bantuan ke Ukraina, selain mengirimkan senjata.

"Jerman harus memahami bahwa jika ingin lebih menjadi pemain di panggung dunia dan memikul lebih banyak tanggung jawab, maka dengan itu harus mengambil lebih banyak tindakan. Untuk menjadi pemimpin, Jerman harus berbuat lebih banyak," ujar Sokol.

Rusia telah mengumpulkan sekitar 100 ribu tentara di dekat perbatasan Ukraina. Para pejabat AS mengatakan, serangan dapat terjadi dalam beberapa hari atau beberapa minggu ke depan. Sementara Moskow menyangkal sedang merencanakan invasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement