Selasa 08 Feb 2022 09:43 WIB

Eropa Dinilai Hadapi Risiko Keamanan Besar atas Konflik Rusia-Ukraina

Josep Borrell mendesak peningkatan upaya untuk menghindari risiko besar

Red: Nur Aini
Di tengah ketegangan antara Rusia dan Ukraina, Eropa saat ini menghadapi
Di tengah ketegangan antara Rusia dan Ukraina, Eropa saat ini menghadapi "momen paling berbahaya" sejak Perang Dingin, kata pejabat tinggi Uni Eropa pada Senin (7/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Di tengah ketegangan antara Rusia dan Ukraina, Eropa saat ini menghadapi "momen paling berbahaya" sejak Perang Dingin, kata pejabat tinggi Uni Eropa pada Senin (7/2/2022).

Berbicara pada konferensi pers di Washington dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell bersikeras bahwa ada ruang untuk solusi diplomatik untuk krisis tersebut.

Baca Juga

"Kami memiliki keprihatinan yang kuat tentang risiko yang terakumulasi di perbatasan Ukraina Rusia. Dan tentu saja kami hidup, menurut pemahaman saya, dengan kondisi paling berbahaya bagi keamanan di Eropa setelah berakhirnya Perang Dingin," kata diplomat tinggi Uni Eropa.

Dia mengatakan diplomasi adalah cara untuk mengatasi kekhawatiran semua pihak, termasuk Rusia, untuk menghindari yang terburuk.

"Bersiaplah untuk yang terburuk dan cobalah untuk menghindarinya," kata dia.

Rusia telah mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, memicu kekhawatiran itu bisa merencanakan serangan militer lain terhadap bekas republik Soviet. AS dan sekutunya telah memperingatkan serangan yang akan segera terjadi, dan mengancam Rusia dengan “konsekuensi berat.”

Moskow telah membantah sedang bersiap untuk menyerang Ukraina dan mengatakan pasukannya ada di sana untuk latihan. "140.000 tentara yang dikumpulkan di perbatasan tidak akan minum teh. Jadi kami harus meningkatkan upaya kami untuk menghindari risiko besar," kata Borrell.

Blinken, pada bagiannya, menegaskan kembali kesediaan AS untuk melanjutkan pembicaraan dengan Rusia mengenai masalah keamanan bersama.

"Jalur diplomatik sudah jelas. (Pada) saat yang sama, kami dan sekutu kami memutuskan bahwa akan ada konsekuensi nyata dan mendalam jika Rusia memilih untuk melanjutkan agresi," kata menlu AS itu.

AS dan sekutunya telah berulang kali mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mundur dan menghindari agresi terhadap negara bekas republik Soviet itu.

"Apa yang terjadi selanjutnya akan tergantung pada apakah Presiden Putin akan memilih untuk terlibat dalam jalur diplomasi yang berarti demi meningkatkan keamanan kolektif atau jika dia akan memilih jalur konflik lebih lanjut dengan Ukraina," kata Blinken.

"Bagaimanapun, Amerika Serikat dan sekutu serta mitra kami siap," kata menlu AS.

Baca: Luhut: Pemerintah tak Mau Masyarakat Panik Ganggu Ekonomi

Baca: Usai Pindahkan PKL, Pemprov DIY akan Perbaiki Infrastruktur Malioboro

Baca: UGM Mulai PTM Terbatas, Pakai Sistem Bauran dengan Online

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement