REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sumur terbengkalai menyebabkan kematian tragis bocah lima tahun di Maroko hingga banyak negara menutup sumur-sumur tua. Tidak terkecuali Arab Saudi yang juga menutup ribuan sumur.
Kasus Rayan memicu perdebatan tentang infrastruktur di daerah pedesaan di seluruh dunia Arab, termasuk di Arab Saudi di mana sumur-sumur kosong berserakan. Sumur-sumur ini telah lama ditinggalkan sejak kemunduran desa dan pertumbuhan kota.
Arab Saudi dengan cepat mengumumkan langkah-langkah untuk mengatasi saluran air yang terbengkalai di negara itu menyusul kasus Rayan. Kementerian Lingkungan, Air dan Pertanian Arab Saudi menyatakan sebanyak 2.450 sumur terbengkalai di seluruh Kerajaan telah ditutup.
Kementerian juga mengimbau warga segera melaporkan apabila menemukan sumur tak terawat, untuk segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi saluran air yang terbengkalai. "Untuk memastikan keselamatan semua orang, kementerian dapat menutup dan membentengi 2.450 sumur yang terbengkalai. Kementerian terus bekerja untuk menutup sisa sumur yang terbuka," kata kementerian lingkungan Saudi dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Al Araby, Kamis (10/2/2022).
Penutupan sumur-sumur ini dilakukan beberapa hari setelah Rayan meninggal ketika dia jatuh ke dalam sumur di Pegunungan Rif Maroko. Rayan jatuh ke dalam sumur sempit dengan kedalaman 32 meter. Diameter sumur tersebut bahkan kurang dari 45 sentimeter.
Rayan jatuh ke dalam sumur pada Selasa (2/2/2022) dan upaya penyelamatanya menjadi perhatian dunia. Tubuh kecilnya baru bisa diselamatkan pada Sabtu malam setelah lima hari meringkuk di dalam sumur.
Rayan ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia dengan kerusakan otak, paru-paru, dan patah tulang. Jasadnya dibawa dengan ambulans menuju rumah sakit terdekat.
Ratusan penduduk lokal dan Maroko datang dari kota-kota yang jauh untuk memberikan penghormatan kepada Rayan kecil di desa pegunungan Ighran. Mereka bergabung dengan doa pemakaman untuk jiwanya pada Senin.