Kamis 10 Feb 2022 04:45 WIB

Malala: Larangan Jilbab Siswi India Mengerikan

Malala meminta pemimpin India menghentikan marginalisasi terhadap perempuan Muslim.

Rep: Kiki Sakinah/Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Aktivis Pakistan untuk pendidikan wanita dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai. Malala: Larangan Jilbab Siswi India Mengerikan
Foto: AP/Manuel Balce Ceneta/AP Pool
Aktivis Pakistan untuk pendidikan wanita dan penerima Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai. Malala: Larangan Jilbab Siswi India Mengerikan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peraih Hadiah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai buka suara terhadap kontroversi jilbab di Karnataka, India. Aktivis Pakistan ini mengomentari soal larangan jilbab bagi siswi Muslim di sebuah sekolah di negara bagian India melalui akun Twitter pribadinya. Dia menyebut larangan itu sebagai hal yang mengerikan.

"Menolak membiarkan anak perempuan pergi ke sekolah dengan jilbab mereka itu mengerikan. Obyektifikasi terhadap perempuan tetap ada. Para pemimpin India harus menghentikan marginalisasi terhadap perempuan Muslim," tulis Malala di akun Twitter-nya, dilansir di India Today, Rabu (9/2/2022).

Baca Juga

Malala membuat pernyataan itu sembari membagikan laporan berita tentang deretan jilbab di mana beberapa mahasiswa Muslim di berbagai perguruan tinggi negeri di Karnataka dilarang memasuki gedung kampus dengan mengenakan jilbab.

Seperti diketahui, permasalahan tentang hijab menjadi sorotan setelah delapan mahasiswa Muslim Perguruan Tinggi Pra-Universitas Negeri (Government PU College) untuk wanita di Udupi, negara bagian Karnataka melakukan protes setelah mereka dilarang mengenakan jilbab di ruang kelas oleh kampus. Kampus mengatakan jilbab bukan bagian dari seragam.

Di sisi lain, pemerintah Karnataka juga membela kebijakan larangan hijab demikian. Para siswa Muslim kemudian mengajukan petisi di Pengadilan Tinggi Karnataka mencari sebuah kebijakan yang menyatakan mengenakan jilbab sebagai hak dasar mereka. Adapun sidang petisi ini akan dilanjutkan Kamis.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement