Senin 14 Feb 2022 10:29 WIB

Takut Serangan Rusia, Kanada Tarik Personel Militer dari Ukraina

Kanada memiliki populasi warga Ukraina terbesar ketiga di dunia

Red: Nur Aini
Prajurit Ukraina memberikan keamanan area selama kunjungan Jenderal Oleksandr Pavliuk, komandan Operasi Pasukan Gabungan, ke posisi garis depan di luar Avdiivka, wilayah Donetsk, Ukraina timur, Rabu, 9 Februari 2022.
Foto: AP/Vadim Ghirda
Prajurit Ukraina memberikan keamanan area selama kunjungan Jenderal Oleksandr Pavliuk, komandan Operasi Pasukan Gabungan, ke posisi garis depan di luar Avdiivka, wilayah Donetsk, Ukraina timur, Rabu, 9 Februari 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Kanada untuk sementara menarik personel militernya yang berpangkalan di Ukraina ke tujuan yang dirahasiakan di Eropa menurut Kementerian Pertahanan Kanada pada Ahad (13/2/2022). Hal itu dilakukan karena negara-negara Barat takut Rusia sedang bersiap menyerang Ukraina.

Kanada, yang memiliki populasi Ukraina terbesar ketiga di dunia setelah Ukraina dan Rusia, telah menjalankan misi pelatihan dengan 200 personel di Ukraina Barat sejak 2015. Kementerian pertahanan itu mengatakan angkatan bersenjatanya telah dipindahkan karena lingkungan operasional yang kompleks terkait dengan agresi Rusia yang tidak beralasan terhadap Ukraina.

Baca Juga

"Rusia memiliki lebih dari 100 ribu tentara yang ditempatkan di dekat Ukraina, yang bukan bagian dari aliansi militer Atlantik. Moskow membantah merencanakan serangan ke Ukraina dan menuduh Barat "panik tak terkendali". Pasukan pertahanan Kanada telah melatih lebih dari 30 ribu tentara Ukraina.

Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan, misi tersebut akan diperpanjang tiga tahun, dengan biaya 340 juta dolar Kanada (Rp 3,8 triliun) dan pada akhirnya pelatih Kanada yang dikirim ke Ukraina akan berjumlah 400 personel. Kanada juga untuk sementara memindahkan staf diplomatiknya ke kantor di Lviv, seraya menangguhkan operasi kedutaan di Kiev, kata pemerintah pada Sabtu (12/2/2022).

Washington dan sekutu-sekutunya di Eropa serta negara-negara lain telah mengurangi atau mengevakuasi staf kedutaan dan mendesak warga negara untuk segera pergi atau menghindari perjalanan ke Ukraina. Penasihat keamanan nasional Presiden Joe Biden, Jake Sullivan, mengatakan pada Ahad bahwa invasi ke Ukraina oleh Rusia kemungkinan akan terjadi "kapan saja sekarang".

Baca juga:

Polisi Selidiki Tragedi Ritual Tewaskan 11 Orang di Pantai Jember

Soal JHT, Anggota DPR: Masih Belum Puas Juga Membuat Buruh Susah.

Wali Kota Surabaya: Isolasi Terpusat Efektif Cegah Klaster Keluarga

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement