REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Thomas Kwan Choi Tse dalam artikelnya, Hong Kong-- Pluralistic but Sparate Religious Education in A Multi- religious City (2020), menjelaskan, ada beberapa umat agama atau kepercayaan religius yang signifikan di Hong Kong. Mereka adalah Buddha dan Taoisme (lebih dari satu juta penganut), Kristen Protestan (500 ribu orang), Katolik (389 ribu orang), Islam (300 ribu orang), Hindu (100 ribu orang), dan Sikh (12 ribu orang).
Dari sekitar 300 ribu Muslim di Hong Kong, sekitar separuhnya merupakan orang Indonesia. Mereka tinggal di sana sebagai pelajar, mahasiswa, atau pekerja migran Indonesia (PMI). Nyaris seluruh PMI di salah satu pusat finansial dunia itu adalah perempuan.
Menurut penelitian yang dilakukan Ahmad Athoul Hasib (2020), dominasi Muslimin Indonesia itu berpengaruh terhadap corak dan karakteristik komunitas Islam di Hong Kong. Hasib menemukan, umat Islam RI yang mukim di Hong Kong rata-rata memiliki ciri khas Nahdliyin. Termasuk kalangan PMI setempat, mereka kerap mengadakan kajian terjadwal. Sebutannya ialah jam'iyyah atau majelis taklim dengan sajian-sajian kegiatan yang selaras, semisal yasinan, tahlilan, shala watan, ceramah, dan lain-lain.
Kaum PMI umumnya memiliki jatah libur sehari per pekan. Mereka lantas memanfaatkannya untuk berbagai aktivitas yang disukainya.Di antaranya ialah berkumpul dengan sesama Muslimin dalam sebuah majelis ilmu yang tersebar di berbagai kota yang ada di Hong Kong.