REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memastikan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan mesin pengelasan dengan teknologi mutakhir. Teknologi itu adalah UN-200 yang digunakan untuk proses penyambungan rel.
Presiden Direktur KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan mesin ini dipakai untuk pengelasan rel dengan mengadopsi metode Flash-butt Welding yang dikenal sebagai salah satu metode terbaik untuk pengelasan di industri perkeretaapian.
"Kereta Cepat ini kan nanti akan melaju sampai 350 km/jam. Jadi lintasannya harus yang terbaik. Untuk itu, dalam proses penyambungan dan pengelasan, kami menggunakan metode Flash-butt welding dengan mesin UN-200," katanya.
Ia mengatakan tenaga ahli bersertifikasi khusus untuk pengelasan rel dengan mesin UN-200 ini awalnya menggunakan operator dari China. Namun, menurut dia, sejalan dengan proses transfer teknologi yang berjalan baik, saat ini tenaga kerja lokal sudah bisa mengoperasikan mesin UN-200 tersebut.
Fasilitas dan Workshop Pengelasan Rel Kereta Cepat Jakarta Bandung dengan UN-200 berada di Area Workshop Welding Factory seluas 8,4 hektare yang berada di Kawasan Tegalluar, Bandung Timur. Dengan mesin canggih ini, 1.805 batang rel akan disambung menjadi berukuran 500 meter.
Tujuannya agar lintasan kereta cepat yang melintang dari Halim sampai Tegalluar ini tidak memiliki banyak sambungan. Minimnya sambungan rel jadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan laju kereta cepat.
Sampai saat ini, UN-200 berhasil menghasilkan sebanyak 872 batang rel sepanjang 500 meter atau setara dengan 218 kilometer. Selain itu, proyek kereta cepat sedang memproduksi dan memasang bantalan rel beton (slab track) dan juga menyambung rel yang akan digunakan. Rel yang dipakai untuk proyek ini merupakan rel berstandar R60 dengan panjang 50 meter.
Dwiyana menambahkan KCIC melakukan pengelasan di factory Welding untuk menjaga mutu pengelasan serta agar proses pengerjaan sambungan rel lebih terkontrol. Cara kerja dari Flash-butt welding adalah dengan memanaskan kedua batang rel yang akan disambung dengan mesin UN-200.
Setelah mencapai suhu yang dibutuhkan, kedua ujung barang rel tersebut disambung dengan tekanan tertentu hingga benar-benar menyatu dengan sempurna. Mesin UN-200 mampu memberikan kualitas sambungan yang konsisten pada setiap rel karena mesin ini memiliki kemampuan untuk merekam perubahan tekanan dan suhu sambungan selama pemanasan dan pendinginan berlangsung, serta mengidentifikasi sambungan secara otomatis.
"Mesin Flash-butt Welding dapat secara otomatis merekam dan mengingat proses perubahan tekanan hingga perubahan suhu sambungan selama pemanasan dan pendinginan sehingga hasil penyambungan rel sesuai dengan kebutuhan proyek," kata Dwiyana.