REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tingkat estrogen pada perempuan yang lebih berumur mungkin terkait dengan risiko kematian akibat Covid-19. Menurut studi, kadar hormon estrogen yang lebih tinggi tampak melindungi perempuan terhadap risiko keparahan Covid-19.
Ilmuwan di Swedia menganalisis data dari 14.685 perempuan. Sebanyak 227 di antaranya (dua persen) sebelumnya telah didiagnosis menderita kanker payudara dan menggunakan obat penghambat estrogen untuk mencegah risiko kanker.
Sementara itu, 2.535 atau 17 persen lainnya menggunakan terapi penggantian hormon (HRT) untuk meningkatkan kadar estrogen dan mencoba meredakan gajala menopause. Sisanya adalah 11.923 atau 81 persen perempuan yang bertindak sebagai kolompok pembanding karena tidak menjalani pengobatan apapun, baik untuk meningkatkan atau mengurangi kadar estrogen mereka.
Dibandingkan kelompok tanpa pengobatan estrogen, kemungkinan kematian akibat Covid-19 dua kali lebih tinggi di antara perempuan yang menggunakan penghambat estrogen. Namun, angkanya 54 persen lebih rendah di antara perempuan yang menggunakan HRT.
Tim peneliti mengatakan, pengobatan hormon tambahan mungkin perlu dieksplorasi untuk mengekang keparahan Covid-19 pada perempuan yang telah mengalami menopause. Studi observasional tidak dapat menentukan penyebabnya, tetapi para peneliti menyimpulkan studi ini menunjukkan hubungan antara kadar estrogen dan kematian akibat Covid-19.