Rabu 16 Feb 2022 00:04 WIB

Wagub Jabar Prihatin Atas Maraknya Aksi Kekerasan Kalangan Remaja

Aksi kekerasan itu diduga sampai menimbulkan korban meninggal dunia.

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum merasa prihatin dengan maraknya aksi kekerasan di kalangan remaja.
Foto: Humas Pemprov Jawa Barat
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum merasa prihatin dengan maraknya aksi kekerasan di kalangan remaja.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum merasa prihatin dengan maraknya aksi kekerasan dalam beberapa pekan terakhir. Bahkan, menurut dia, aksi kekerasan itu diduga sampai menimbulkan korban meninggal dunia.

"Saya secara pribadi sebagai anak Jabar, merasa heran dengan kondisi saat ini. Dulu anak Jabar tidak begitu. Pun ada geng, tidak melakukan kekerasan," kata dia di Kota Tasikmalaya, Selasa (15/2/2022).

Dia mengaku, prihatin dengan maraknya aksi kekerasan tersebut. Berdasarkan informasi yang diterimanya, di Kabupaten Garut, sejumlah kelompok melakukan penganiayaan kepada santri yang hendak mengikuti acara pengajian. Selain itu, aksi kekerasan juga terjadi di Kabupaten Bandung Barat, yang menyebabkan korban meninggal dunia.

Atas maraknya aksi kekerasan yang diduga dilakukan oleh anak muda itu, Uu meminta, semua pihak untuk lebih mengawasi aktivitas anak-anak. Menurut dia, pengawasan kepada anak tak bisa hanya diserahkan kepada sekolah, guru ngaji, atau pemerintah saja. 

Dikatakan Uu, orang tua dan lingkungan juga harus ikut melakukan pengawasan. "Semua harus berjalan bersama untuk pengawasan kepada anak agar tidak melakukan aktivitas negatif," ujar dia.

Sebelumnya, aksi penganiayaan terjadi di Jalan Raya Warung Peuteuy, Desa Sukaraja, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, pada Ahad (13/2/2022) pagi. Dalam aksi itu, seorang santri yang hendak mengikuti pengajian menjadi korban. 

Kapolsek Banyuresmi, Polres Garut, Kompol Supian, mengatakan, kronologi kejadian bermula ketika korban hendak berangkat mengikuti pengajian. Ketika itu, dia dihadang oleh sekelompok orang diduga anak jalanan yang berjumlah enam orang.

"Mereka meminta sejumlah uang dan meminta rokok kepada korban. Namun, korban tidak memberi, sehingga sekelompok orang tersebut melakukan pengeroyokan," kata Kapolsek.

Akibat kejadian itu, korban mengalami luka-luka di bagian kepala. Korban harus mendapat penanganan medis dan kepalanya harus dijahit dengan empat jahitan. "Para terduga pelaku sudah diamankan di Mapolres Garut," kata Kapolsek.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement