REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN – Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyebut tingginya angka kasus Covid-19 sangat berkaitan erat dengan protokol kesehatan (prokes) yang tidak dijalankan dengan disiplin oleh masyarakat. Kasus Covid-19 di Kota Tangsel terus meningkat dengan penambahan kasus baru mencapai sekitar 2.000 kasus per harinya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, kasus Covid-19 memang sedang tinggi-tingginya lantaran akan mencapai prediksi puncak gelombang Omicron pada akhir Februari 2022. Namun, ketidakpatuhan masyarakat dalam menjalankan prokes juga menjadi faktor penyebab terpenting.
“Angka kepatuhan prokes juga kita melihat di angka 65 persen, jadi memang ada korelasi antara ketidakpatuhan prokes dengan peningkatan kasus Covid-19,” ujar Allin, Rabu (15/2/2022). Angka tersebut diketahui jauh dibandingkan dengan angka pada penghujung 2021 yang berkisar di angka 80—90 persen.
Berdasarkan catatan Dinkes Tangsel, total kasus Covid-19 selama 2022 hingga 14 Februari 2022 sebanyak 22.786 kasus dengan gejala sebagian besar orang tanpa gejala (OTG) dan ringan. Terkait Omicron, per 1 Januari 2022 pertama kali ditemukan kasus terkonfirmasi Covid-19 varian Omicron di Tangsel yang merupakan transmisi lokal.
“Sebanyak 28 kasus konfirmasi Covid-19 varian Omicron merupakan hasil pemeriksaan WGS yang dikirim dari rumah sakit maupun laboratorium di Tangerang Selatan dan luar Tangerang Selatan. Sampai dengan tanggal 14 Februari 2022 konfirmasi Covid-19 varian Omicron dinyatakan sembuh,” ujarnya.
Sementara itu, kematian pasien Covid-19 dari awal 2022 tercatat ada sebanyak tujuh orang. Angka tersebut, kata Allin, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan masa puncak gelombang varian Delta pada 2021 lalu.
“Angka kematian sangat jauh sekali bila melihat dulu saat gelombang dua Delta itu setiap hari kita mendengar sirine ambulans dan pengumuman di masjid tentang kematian Covid-19 per hari bisa 50-60 orang, tetapi saat ini kasus kematian yang tercatat dari Januari sampai 14 Februari yang sudah terverifikasi ada tujuh orang,” ungkapnya.
Dia menyebut, rata-rata pasien Covid-19 yang meninggal dunia adalah kelompok lanjut usia (lansia) dengan riwayat komorbid atau penyakit penyerta. Adapun, komorbid yang terbanyak adalah diabetes melitus, lalu jantung dan hipertensi.
Dinkes juga mencatat, data tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) ICU pasien Covid-19 di Tangsel tercatat di angka sekitar 30 persen dari kapasitas yang tersedia sebanyak 40 tempat tidur. Sedangkan, BOR isolasi bergerak di angka sekitar 50 persen dari kapasitas sebanyak 328 tempat tidur.
Baca:
676 Siswa dan Guru Kota Bogor Terpapar Covid-19
Nama Anggota KPU-Bawaslu Pilihan Partai Beredar
Bus Antarmoda Disediakan di Luar Sirkuit Mandalika Selama MotoGP