REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Indonesia menjajaki kerja sama pengelolaan percetakan Alquran dengan Arab Saudi. Hal ini dimaksudkan untuk mempersempit defisit pasokan Alquran di dalam negeri.
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, ia telah bertemu Menteri Urusan Islam Arab Saudi Sheikh Abdullatif bin Abdul Aziz dan Sekretaris Jenderal Kompleks Raja Fahd untuk Percetakan Alquran Talal bin Razin Al-Rehil di Madinah, untuk meminta bantuan.
"Kami meminta Pemerintah Saudi mengirim tim teknis ke Indonesia, untuk membantu kami meningkatkan mesin cetak Alquran kami. Jadi dari segi manajemen, kualitas bangunan, mesin dan material bisa kita tiru,” kata dia dikutip di Salaam Gateway, Kamis (17/2).
Dia menambahkan, perwakilan Saudi pada prinsipnya menyetujui permintaan tersebut. Sebagai imbalannya, Arab Saudi ingin mendirikan Islamic Center di Indonesia.
Berlokasi di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, mesin cetak Alquran Indonesia berdiri sejak 2016 dengan kapasitas produksi 300 ribu eksemplar per tahun. Selain fasilitas ini, ada 288 penerbit swasta lainnya, tetapi hanya lima persen yang memiliki mesin cetak.
Berdasarkan kajian Kementerian Agama, Indonesia disebut hanya mampu memproduksi 1,7 juta eksemplar Alquran dari 2016 hingga 2020. Pasokan ini tidak menutupi permintaan Alquran tahunan dari umat Islam Indonesia, yang sekitar 6,2 juta eksemplar per tahun.
Di sisi lain, Kompleks Raja Fahd dengan ukuran 250 ribu meter persegi untuk Percetakan Alquraan di Madinah mencetak sekitar 18 juta eksemplar per tahun.
Menag menyebut, produksi Alquran di lembaga ini menggunakan sensor yang dapat mendeteksi cacat pencetakan dan salinannya, juga dapat bertahan selama sekitar 100 tahun.
“Dengan bantuan mereka, kami berharap dapat meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi kami menjadi 10 juta copy per tahun,” ucap dia.
Sumber: