REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Imam Masjid Al Aqsa dan Ketua Komisi Tinggi Islam di Yerusalem Syekh Ekrima Sabri menggambarkan pelanggaran Israel di Sheikh Jarrah pada hari Senin sebagai perang eksistensial dan pembersihan etnis (genosida) terhadap Yerusalem.
“Upaya Israel untuk menangkap Sheikh Jarrah dan apa yang dilakukannya di Sheikh Jarrah adalah ilegal, dan tidak manusiawi atau tidak beradab,” tegas Sheikh Ekrima Sabri selama kunjungan solidaritas ke lingkungan tersebut seperti dilansir di Middle East Monitor, Kamis (17/2).
Dia menegaskan kembali bahwa Yerusalem akan terus mempertahankan tempat-tempat suci, properti, dan hak-hak mereka terhadap segala bentuk agresi Israel. Dia menyerukan bahwa umat manusia tidak boleh menyerah pada keserakahan pendudukan Israel dan agresinya. Sehingga, kata dia, keputusan Israel tidak boleh dianggap sah.
Syekh Sabri menempatkan tanggung jawab penuh atas apa yang terjadi di Sheikh Jarrah pada otoritas pendudukan Israel. “Pemerintah Israel mendukung pemukim ekstremis dan serangan serta terorisme mereka terhadap penduduk Palestina yang tidak bersenjata dan damai,” katanya.
Imam yang berusia 80 tahun itu memuji ketangguhan penduduk Sheikh Jarrah yang menolak untuk menyerah pada kebijakan Israel dan terorisme pemukim. Agresi pendudukan Israel terhadap Palestina dan rumah mereka di lingkungan Yerusalem yang diduduki sedang berlangsung.
Sebelumnya hari ini, Kamis (17/2), pasukan pendudukan menggerebek tiga rumah di dekat rumah Fatemeh Salem, yang coba diambil alih secara ilegal oleh para pemukim, dan menyita kamera CCTV. Wakil Kepala Kota Yerusalem yang dikuasai Israel, Aryeh King, juga melakukan kunjungan provokatif ke Sheikh Jarrah bersama dengan anggota parlemen ekstremis Itamar Ben-Gvir.