Kamis 17 Feb 2022 16:05 WIB

Jumlah Korban Tewas Akibat Longsor di Brasil Diperkirakan Bertambah

Brasil mengonfirmasi 94 kematian akibat banjir bandang di Petropolis.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
warga Petropolis berteriak di antara puing reruntuhan akibat banjir dan tanah longsor, Rabu (16/2/2022).
Foto: AP Photo/Silvia Izquierdo
warga Petropolis berteriak di antara puing reruntuhan akibat banjir dan tanah longsor, Rabu (16/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, PETROPOLIS -- Pemerintah negara bagian Rio de Janeiro mengkonfirmasi 94 kematian akibat banjir bandang dan tanah longsor di kota Petropolis. Pihak berwenang pada Kamis (17/2/2022) memperkirakan jumlah korban tewas akan terus bertambah.

Walikota Petropolis, Rubens Bomtempo belum memberikan perkiraan jumlah orang yang hilang maupun korban tewas. Bomtempo mengatakan upaya pemulihan saat ini masih berlangsung.

Baca Juga

"Kami belum tahu seberapa besar dampak dari bencana ini.  Ini adalah hari yang sulit," ujar Bomtempo.

Lebih dari 24 jam setelah banjir bandang terjadi pada Selasa (15/2/2022) pagi, para penyintas menggali lumpur untuk menemukan kerabat mereka yang hilang. Kantor kejaksaan Rio de Janeiro pada Rabu (16/2/2022) malam telah menyusun daftar 35 orang yang belum ditemukan.

Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyatakan solidaritas atas bencana banjir bandang dan lonsor di Petropolis. Sementara pemerintah Petropolis menetapkan momen berkabung selama tiga hari berkabung atas tragedi tersebut.

Wilayah Brasil tenggara telah diguyur hujan lebat sejak awal tahun, dan mencatat lebih dari 40 kematian di negara bagian Minas Gerais pada awal Januari. Termasuk negara bagian Sao Paulo pada akhir Januari.

Kota Petropolis telah melihat bencana serupa dalam beberapa dekade terakhir, termasuk yang menyebabkan lebih dari 900 kematian. Sejak saat itu, Petropolis mempresentasikan rencana untuk mengurangi risiko tanah longsor, tetapi implementasinya berjalan lambat.  Rencana itu dipresentasikan pada tahun 2017, berdasarkan analisis yang menetapkan bahwa 18 persen wilayah Petropolis berisiko tinggi terkena longsor dan banjir.

Dinas Pemadam Kebakaran mengatakan, hujan turun selama tiga jam pada Selasa dengan intensitas yang cukup tinggi sehingga menyebabkan banjir. Gubernur Rio de Janeiro, Claudio Castro, mengatakan, ini adalah hujan terburuk yang pernah dialami kota Petropolis sejak 1932. Menurut badan cuaca, hujan diperkirakan terus turun selama pekan ini.

“Tidak ada yang bisa memprediksi hujan sehebat ini,” kata Castro.  

Castro mengatakan, hampir 400 orang kehilangan tempat tinggal dan 24 orang ditemukan hidup-hidup. Seorang warga Petropolis, Rosilene Virginia mengatakan, dia mendengar saudara laki-lakinya berteriak minta tolong. Namun Virginia tidak dapat menolongnya.

sumber : AP
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement