Sabtu 19 Feb 2022 03:04 WIB

Isra Miraj Ajarkan Muslim untuk Bekerja Keras Lewati Masa Krisis

Perjalanan Isra Miraj sungguh merupakan mukjizat yang besar.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Isra Miraj Rasulullah SAW.
Foto: republika
Isra Miraj Rasulullah SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malam 27 Rajab biasa diperingati umat Islam sebagai malam Isra dan Miraj. Di dalam perjalanan ini Nabi Muhammad SAW dikabarkan mengenai banyak hal ghaib, seperti surga, neraka, malaikat dan hal lainnya yang hanya diketahui oleh Allah SWT.

Penasihat ilmiah untuk Mufti Mesir, Syekh Dr Majdi Asyur menekankan, perjalanan Isra Miraj sungguh merupakan mukjizat yang besar. Di dalamnya terdapat pelajaran yang dapat dipetik dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan sekarang ini.

Baca Juga

"Bahwa di balik setiap krisis atau kesulitan, harus ada yang kita perjuangkan dengan ketekunan dan kerja keras," ujar dia seperti dilansir Elbalad, Jumat (18/2).

Syekh Asyur juga menjelaskan, di malam Isra Miraj nanti, yaitu di malam 27 Rajab, umat Muslim perlu memperbanyak ibadah. Di antaranya membaca Alquran dan hadits Nabi Muhammad SAW serta menyelami kembali perjalanan Nabi Muhammad dalam menyebarkan Islam.

"Termasuk juga sholat dua rakaat di malam harinya. Karena sholat adalah perjalanan spiritual di mana manusia bisa melintasi jarak sehingga menjadi dekat antara dirinya dan Allah SWT," jelasnya.

Syekh Asyur juga menyampaikan, di dalam sholat, seorang Muslim sedang berada di dalam inti kedekatan dan cinta Ilahi yang sungguh agung. Dengan sholat, seorang hamba merendahkan hatinya dan mengabdi kepada Sang Maha Pencipta, Allah SWT.

Dalam beberapa riwayat hadits, Rasulullah SAW mengisahkan tentang perjalanan Isra Miraj. Salah satunya, berkisah tentang neraka yang sebagian besar penghuninya adalah perempuan.

Dari Asma, Rasulullah SAW bersabda, "Surga berada sangat dekat denganku sehingga jika aku mau, aku bisa memetik beberapa buahnya. Neraka juga dekat sekali denganku sehingga aku berkata, 'Ya Allah, bahkan aku masih bersama mereka?'

Aku melihat seorang wanita yang sedang dicakar seekor kucing, dan aku bertanya, 'Mengapa ini?' Mereka memberitahuku, 'Dia (wanita itu) menyekap kucing tersebut sampai mati kelaparan. Dia tidak memberinya makan, dan tidak melepaskannya supaya kucing itu bisa memakan tikus-tikus di bumi." (HR Bukhari)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement