Senin 21 Feb 2022 20:17 WIB

Menhan Israel: Palestina Bisa Jadi Entitas, Bukan Negara

Gantz tetap menekankan tentang pentingnya keamanan bagi Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz.
Foto: AP/Abir Sultan/Pool European Pressphoto Agenc
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan, Palestina bisa memiliki “entitas” pada masa depan, tapi tidak berbentuk negara. Sebelumnya Gantz memang sudah pernah menyatakan Israel tidak akan mengizinkan Palestina menjadi negara merdeka.

“Akhirnya kami akan menemukan diri kami dalam solusi dua entitas, di mana kami menghormati kedaulatan dan pemerintahan Palestina, tetapi kami akan dihormati karena kebutuhan keamanan kami,” kata Gantz saat berbicara di konferensi keamanan Munchen, Ahad (20/2), dikutip laman Middle East Monitor.

Baca Juga

Pada momen itu, moderator bertanya kepada Gantz, apakah dia menilai solusi dua negara Israel-Palestina itu mungkin. Gantz menjawab, ia memang sengaja menggunakan istilah “entitas”. “Solusi dua negara membawa kita ke kerangka kerja sebelumnya. Ini adalah ungkapan yang memberikan ilusi (kembali ke) 1957 dengan garis perbatasan dan lain-lain, hal yang tidak mungkin terjadi,” ucapnya.

 "Inilah mengapa saya mengatakan solusi dua entitas. Kami akan memverifikasi satu sama lain bagaimana kami dapat memastikan hak-hak Palestina di satu sisi sambil menjaga kebutuhan keamanan Israel di sisi lain," kata Gantz menambahkan.

Kendati demikian, Gantz tetap menekankan tentang pentingnya keamanan bagi Israel. “Kami menginginkan entitas Palestina yang memiliki kedekatan teritorial yang sesuai, yang memungkinkan untuk hidup nyaman di dalamnya tanpa hambatan atau halangan. Yang kami tekankan adalah keamanan. Kami membutuhkan titik pengamatan strategis untuk keamanan,” tuturnya.

Dia menjelaskan, baik rakyat Israel maupun Palestina, tidak dapat mengabaikan eksistensinya satu sama lain. Oleh sebab itu, kedua belah pihak harus menemukan cara bagaimana agar bisa hidup berdampingan. Gantz menyebut keputusan bersejarah mesti diambil. "Saya berharap suatu hari kita dapat menciptakan realitas baru ... untuk mempertimbangkan realitas di lapangan,” ujarnya.

Sementara mengenai Yerusalem, Gantz mengatakan kota itu harus tetap bersatu alias tak terpecah. “Tapi dengan tempat di dalamnya untuk ibu kota Palestina,” ucap Gantz.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement