Selasa 22 Feb 2022 19:29 WIB

Alokasi Vaksin Terbatas, Satgas : Manfaatkan Sebaik Mungkin

Vaksin yang sudah terdistribusi ke daerah, tetapi belum digunakan terancam Kedaluarsa

Rep: fauziah mursid/ Red: Hiru Muhammad
Anggota Tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Ternate (kanan) melakukan pengawasan dan pemeriksaan sertifikat vaksinasi COVID-19 ke penumpang Kapal Pelni KM Sinabung yang baru tiba di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, Senin (21/2/2022). Satgas Penanganan COVID-19 Ternate memperketat pengawasan di pintu keluar masuk di daerah tersebut untuk menekan jumlah kasus penularan virus corona, karena Kota Ternate kini berada di PPKM level III atau zona orange penyebaran COVID-19.
Foto: ANTARA/Harmoko Minggu
Anggota Tim Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Ternate (kanan) melakukan pengawasan dan pemeriksaan sertifikat vaksinasi COVID-19 ke penumpang Kapal Pelni KM Sinabung yang baru tiba di Pelabuhan Ahmad Yani Ternate, Kota Ternate, Maluku Utara, Senin (21/2/2022). Satgas Penanganan COVID-19 Ternate memperketat pengawasan di pintu keluar masuk di daerah tersebut untuk menekan jumlah kasus penularan virus corona, karena Kota Ternate kini berada di PPKM level III atau zona orange penyebaran COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan semua pihak untuk tidak menyia-nyiakan vaksin Covid-19. Wiku mengatakan, vaksin Covid-19 saat ini masih menjadi barang terbatas dibandingkan jumlah kebutuhan dosis vaksin dari seluruh negara di dunia.

Karena itu, Wiku menilai perluasan cakupan dan percepatan vaksinasi saat ini menjadi penting. Ini karena banyak stok vaksin yang sudah terdistribusikan ke gudang daerah, tetapi belum disuntikkan dan terancam untuk kadaluarsa.

Baca Juga

"Padahal nyatanya, sangat sulit bagi Indonesia mendapatkan alokasi vaksin sebesar apa yang kita dapatkan hari ini. Untuk itu, kita perlu bersyukur dengan memanfaatkannya sebaik mungkin," kata Wiku dalam keterangan persnya, Selasa (22/2).

Ia mengatakan, meski jenis vaksin beragam, tetapi bukan berarti vaksin dapat diproduksi dengan melimpah. Jumlah vaksin yang telah mendapat izin edar dari WHO masih terbatas jika dibandingkan dengan kebutuhan dosis vaksin dari seluruh negara di dunia.

Per tanggal 18 Februari tahun 2022 tercatat baru 26 jenis vaksin yang mendapatkan emergency use listing (EUL) di saat 339 vaksin lain masih dalam tahap pengembangan. Indonesia kata Wiku, mendapat dosis vaksin dari upaya diplomasi global serta bantuan dari berbagai negara lain.

"Karena itu jangan ragu untuk segera mendapatkan dosis kedua vaksinasi maupun booster dosis ketiga, terutama bagi Anda yang sudah memenuhi syarat untuk divaksinasi," katanya.

Wiku menambahkan, ia juga meminta masyarakat yang telah divaksin dosis pertama, tidak terlambat melengkapi dosis dua secara lengkap. Menurutnya, jika dosis kedua diberikan terlambat, maka kekebalan yang dihasilkan vaksin dosis pertama tidak optimal.

Karena itu, rekomendasi terbaru ITAGI jika hingga enam bulan setelah dosis pertama belum diberikan, maka vaksin perlu diulang dari dosis pertama. Meskipun, kata Wiku, ketentuan ini dapat berubah jika setelah dosis pertama seseorang tertular Covid-19 sebelum dosis kedua sempat diberikan. "Jangan sampai terlambat melengkapi dosis vaksin. keterlambatan vaksin kecuali akibat tertular Covid dan halangan medis lainnya dapat menyebabkan pengulangan dosis pertama. Dengan kata lain, dosis vaksin yang sudah diberikan menjadi sia-sia," katanya.

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement