REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Bulog Cirebon mulai menggelontorkan minyak goreng untuk operasi pasar (OP) di daerah-daerah yang menjadi wilayah kerjanya. Namun, jumlah minyak goreng yang disalurkan belum sesuai dengan permintaan daerah tersebut.
Pemimpin Perum Bulog Kantor Cabang Cirebon, Budi Sultika, mengatakan, penggelontoran minyak goreng itu menyusul adanya permintaan dari empat pemerintah daerah di wilayah kerjanya. Yakni, Pemkot Cirebon, Pemkab Cirebon, Pemkab Kuningan dan Pemkab Majalengka.
Budi menyebutkan, untuk Kabupaten Kuningan, sudah disalurkan sekitar 13.500 liter minyak goreng. Untuk Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon, disalurkan 10 ribu liter minyak goreng. Sedangkan Kabupaten Majalengka, akan disalurkan 8 ribu liter minyak goreng.
"Penyaluran minyak goreng di Kota Cirebon mulai hari ini," kata Budi, Kamis (24/2).
Budi mengakui, minyak goreng yang disalurkan itu belum sesuai permintaan pemerintah daerah. Seperti misalnya Kota Cirebon, sebelumnya mengajukan 25 ribu liter dan baru terpenuhi 10 ribu liter. Sedangkan Kabupaten Cirebon yang mengajukan 50 ribu liter, baru terpenuhi 10 ribu liter.
"Kami masih menunggu pengiriman selanjutnya," tukas Budi.
Sementara itu, untuk Kabupaten Cirebon, operasi pasar minyak goreng digelar di tiga lokasi berbeda, Rabu (23/2). Yakni, di Kecamatan Sumber, Kelurahan Babakan dan Kecamatan Lemahabang.
"Kami mendistribusikan minyak goreng sebanyak 10 ribu liter," kata Wakil Bupati Cirebon, Wahyu Tjiptaningsih.
Wahyu menyebutkan, pihaknya mengajukan permohonan distribusi minyak goreng kepada Bulog sebanyak 50 ribu liter. Namun untuk tahap pertama, baru terealisasi 10 ribu liter.
"Minyak goreng yang dijual seharga Rp 14 ribu per liter. Setiap orang hanya dibatasi pembeliannya dua liter," tandas Ayu.