Ahad 27 Feb 2022 12:36 WIB

Sempat Menolak, Kini Jerman Sepakat Larang Rusia Akses SWIFT

Jerman sepakat memutus akses Rusia pada sistem perbankan internasional

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Pengunjung meninggalkan kantor penukaran uang di Moskow, Rusia, Kamis (24/2/2022). Rubel Rusia mengalami penurunan tajam di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko Jr
Pengunjung meninggalkan kantor penukaran uang di Moskow, Rusia, Kamis (24/2/2022). Rubel Rusia mengalami penurunan tajam di tengah invasi Rusia ke Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock dan Menteri Ekonomi Robert Habeck mengatakan Jerman sepakat memutus akses Rusia pada sistem perbankan internasional, SWIFT sebagai sanksi invasi ke Ukraina. Awalnya Jerman menolak kemungkinan sanksi tersebut.

"(Apa yang kami perlukan adalah strategi) untuk membatasi kerusakan kolateral memutus SWIFT dalam cara sedemikian rupa agar berdampak pada orang yang tepat," kata Baerbock dan Habeck dalam pernyataan bersama mereka, Sabtu (26/2/2022) kemarin.

Baca Juga

SWIFT atau Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication merupakan jaringan sistem pembayaran internasional. Sebuah sistem kirim pesan aman yang memfasilitasi pembayaran lintas batas dengan cepat, sehingga proses perdagangan internasional dapat berjalan lancar.

Bank-bank yang terhubung dengan sistem SWIFT dan memiliki hubungan dengan bank lain dapat menggunakan sistem itu untuk melakukan pembayaran. Pesan terkirim dengan aman sehingga instruksi pembayaran tidak perlu pertanyaan. Bank-bank pun dapat memproses volume transaksi yang banyak dengan cepat.  

Sistem ini telah menjadi mekanisme prinsipil pembiayaan perdagangan internasional. Annual Review mencatat pada 2020 ada sekitar 38 juta pesan SWIFT 'FIN  yang dikirim lewat platform SWIFT setiap harinya. Setiap tahun triliunan dolar AS ditransfer menggunakan sistem ini.

Sistem ini didirikan pada tahun 1970-an oleh ribuan institusi yang menggunakan sistem ini. Berbasis di Belgia, profit SWIFT pada tahun 2020 lalu sekitar 30 juta euro. Pada dasarnya dikelola untuk melayani anggota-anggotanya.

Memutus akses bank-bank Rusia dari SWIFT akan membatasi akses negara ke pasar finansial dunia. Perusahaan dan individu Rusia akan sulit melakukan pembayaran atau menerima uang dari kegiatan ekspor-impor, meminjam atau berinvestasi ke luar negeri.

Bank-bank Rusia tentu dapat menggunakan saluran lain untuk melakukan pembayaran seperti melalui telepon, aplikasi kirim pesan atau email. Bank-bank Rusia dapat melakukan pembayaran melalui bank-bank yang negaranya tidak mendapat sanksi.

Namun alternatif tersebut kurang efisien dan aman, volume transaksi dapat menurun jatuh. Ongkos pun dapat melonjak naik.

Sanksi ini akan mempersulit eksportir untuk menjual produk-produknya ke Rusia dan harganya pun akan semakin mahal. Rusia salah satu pemborong barang-barang manufaktur. Berdasarkan data Bank Dunia, Belanda dan Jerman merupakan mitra dagang terbesar kedua dan ketiga mereka.

Orang-orang dari luar negeri juga akan semakin sulit membeli barang-barang dari Rusia. Mendorong konsumen mencari alternatif ke pemasok lain.

Akan sulit bagi pembeli gas dan minyak Rusia untuk menemukan pemasok alternatif. Rusia salah satu pemasok utama minyak mentah, gas alam, dan bahan bakar fosil Uni Eropa.

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement