Ahad 27 Feb 2022 18:52 WIB

Pulihkan Internet di Ukraina, Elon Musk Aktifkan Satelit Starlink

Layanan internet di Ukraina terganggu sejak Kamis (24/2/2022).

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Layanan internet (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Layanan internet (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Pengusaha asal Amerika Serikat (AS), Elon Musk mengatakan bahwa layanan satelit dari perusahaan miliknya, Starlink akan diaktifkan di Ukraina. Seorang pejabat Ukraina meminta untuk memasok komunikasi berbasis satelit dalam upaya membantu melawan invasi Rusia. 

“Layanan Starlink sekarang aktif di Ukraina,” ujar Musk dalam sebuah pernyataan, dilansir Greek Reporter, Ahad (27/2/2022). 

Baca Juga

Menurut Musk, layanan tersebut akan ditingkatkan terus menerus di Ukraina. Sebelumnya, Menteri Transformasi Digital Ukraina Mykhailo Fedorov mendesak agar layanan Starlink tersedia di Ukraina, beberapa hari setelah invasi Rusia terjadi pekan ini. 

“Saat Anda mencoba menjajah Mars, Rusia mencoba menduduki Ukraina! Sementara roket Anda berhasil mendarat dari luar angkasa, roket Rusia menyerang warga sipil Ukraina! Kami meminta Anda untuk menyediakan stasiun Starlink ke Ukraina," ujar Fedorov melalui jejaring sosial Twitter yang ditujukan kepada Musk.

Fedorov juga meminta Musk mendorong warga Rusia untuk berdiri melawan invasi pemerintah mereka.

Monitor internet NetBlocks mengatakan Ukraina telah melihat serangkaian gangguan signifikan terhadap layanan internet" sejak Kamis (24/2/2022), ketika Rusia meluncurkan operasi militer di negara itu.

Starlink membantu negara-negara yang menghadapi ancaman atau bencana alam seperti Ukraina. Perusahaan ini mengoperasikan konstelasi lebih dari 2.000 satelit yang bertujuan untuk menyediakan akses internet di seluruh dunia. 

Lebih dari 50 satelit Starlink diluncurkan dan banyak yang dijadwalkan untuk dimasukkan ke orbit Bumi. Saat ini terdapat lebih dari 1.600 satelit yang mengorbit di luar angkasa, tetapi itu hanya permulaan bagi pakar teknologi, yang berencana untuk meluncurkan hingga 12.000 unit.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement