Ahad 27 Feb 2022 19:57 WIB

Luhut: Sejak Dibuka, Lebih dari 1.600 Wisman Datang ke Bali

Luhut menyebut 50 persen wisman ke Bali memilih karantina bubble

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
 Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, sejak pembukaan pariwisata di Bali bagi wisatawan manca negara, pemerintah mencatat sudah lebih dari 1.600 wisman yang datang. Lebih dari 50 persen di antaranya memilih untuk melakukan karantina bubble.
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, sejak pembukaan pariwisata di Bali bagi wisatawan manca negara, pemerintah mencatat sudah lebih dari 1.600 wisman yang datang. Lebih dari 50 persen di antaranya memilih untuk melakukan karantina bubble.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, sejak pembukaan pariwisata di Bali bagi wisatawan manca negara, pemerintah mencatat sudah lebih dari 1.600 wisman yang datang. Lebih dari 50 persen di antaranya memilih untuk melakukan karantina bubble.

“Kabar baik perihal rencana pembukaan Bali dalam menerima kedatangan wisatawan manca negara. Sejak pembukaan Bali bagi wisatawan manca negara, sudah lebih dari 1.600 wisman yang datang ke Bali sampai hari kemarin,” kata Luhut saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM bersama Presiden, Ahad (27/2).

Baca Juga

Luhut melanjutkan, sebagian besar wisman memilih hotel bubble dengan rata-rata harga per kamar per malam mencapai Rp 3 juta. Wisatawan mancanegara yang mendominasi pun berasal dari Rusia, Australia, Prancis, Amerika, serta Belanda.

“Untuk pembukaan tahap berikutnya, hotel bubble akan ditambah menjadi 17 hotel. Dan hotel karantina umum (di kamar) ditambah sebanyak 41,” tambah dia.

Pemerintah juga akan melakukan perbaikan fasilitas lainnya yang mencakup pemesanan melalui online travel agent, ketersediaan kamar isolasi, mekanisme penjemputan di bandara, dan kemudahan e-visa.

Luhut mengatakan, kebijakan transisi dari pandemi Covid-19 perlu diterapkan secara bertahap. Selain itu, juga perlu disiapkan peta jalan untuk normalisasi aktivitas masyarakat melalui kebijakan pengendalian virus Covid-19 dengan target agar tingkat hospitalisasi dan kematian tetap pada level yang rendah.

Karena itu, pemerintah akan melakukan berbagai langkah awal, di antaranya peningkatan cakupan dosis vaksinasi kedua dan juga booster, peningkatan kapasitas active case surveillance, testing dan tracing, dan jaminan fasilitas respon kesehatan yang mumpuni.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement