Senin 28 Feb 2022 05:53 WIB

Israel Siap Tengahi Konflik Rusia dan Ukraina

Keinginan Israel menengahi konflik telah disampaikan kepada Presiden Rusia

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Seorang pria berjalan melewati sebuah bangunan yang rusak akibat serangan roket, di Kyiv, Ukraina, Jumat, 25 Februari 2022. Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional telah memberi tahu para kombatan dan komandan mereka bahwa dia sedang memantau invasi Rusia ke Ukraina dan memiliki yurisdiksi untuk mengadili kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Foto: AP/Emilio Morenatti
Seorang pria berjalan melewati sebuah bangunan yang rusak akibat serangan roket, di Kyiv, Ukraina, Jumat, 25 Februari 2022. Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional telah memberi tahu para kombatan dan komandan mereka bahwa dia sedang memantau invasi Rusia ke Ukraina dan memiliki yurisdiksi untuk mengadili kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW — Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengatakan bahwa negaranya siap untuk menengahi konflik antara Ukraina dan Rusia. 

Hal itu telah disampaikan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, seperti diumumkan oleh layanan pers Kremlin pada Ahad (27/2/2022). 

Baca Juga

“Bennett menawarkan layanan perantara Israel untuk menangguhkan tindakan militer,” ujar Kremlin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Ani News, Ahad (27/2/2022). 

Putin dilaporkan telah memberitahu Bennett tentang perkembangan operasi militer khusus yang diluncurkan Rusia saat ini. Ia juga mengatakan siap melakukan pembicaraan dengan Ukraina. 

Operasi militer di Ukraina telah resmi diluncurkan oleh Rusia pada Kamis (24/2/2022) lalu. Dałam sebuah pernyataan, Kementerian Pertahanan negara itu mengatakan tidak akan menargetkan wilayah perkotaan. Dia menegaskan bahwa tindakan perang tak menimbulkan ancaman bagi warga sipil.

Meski demikian, Kantor Koordinate untuk Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) melaporkan bahwa sedikitnya 240 warga sipil menjadi korban dalam serangan. Hal itu termasuk setidaknya 64 orang tewas.

OCHA menambahkan bahwa jumlah korban sebenarnya dapat jauh lebih besar. Kerusakan pada infrastruktur sipil juga terjadi, di mana ini menyebabkan ratusan ribu orang tidak mendapatkan aliran listrik maupun air.

Baca juga: 

Airlangga: Kasus Covid-19 di Luar Jawa Bali Masih Naik

Tebing Jalur Pamekasan-Sampang Longsor

Menkes: Perayaan Lebaran Tahun Ini Bisa Normal, Asalkan…

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement