Selasa 01 Mar 2022 22:35 WIB

Indef: Konflik Rusia-Ukraina Perlambat Pemulihan Ekonomi Indonesia

Konflik Rusia dan Ukraina dapat memperlambat pemulihan ekonomi Indonesia

Red: Esthi Maharani
Pengunjung meninggalkan kantor penukaran uang di Moskow, Rusia, Kamis (24/2/2022). Rubel Rusia mengalami penurunan tajam di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
Foto: AP Photo/Alexander Zemlianichenko Jr
Pengunjung meninggalkan kantor penukaran uang di Moskow, Rusia, Kamis (24/2/2022). Rubel Rusia mengalami penurunan tajam di tengah invasi Rusia ke Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eisha M Rachbini mengatakan konflik antara Rusia dan Ukraina dapat memperlambat pemulihan ekonomi Indonesia dan negara berkembang lain.

"Konflik Rusia-Ukraina yang memberikan dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global akan mempengaruhi dan memperlambat pemulihan ekonomi terutama emerging market seperti Indonesia," kata Eisha dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa (1/3/2022).

Jika terus berlanjut, konflik Rusia-Ukraina dapat membuat sejumlah negara melarang masuk komoditas Rusia seperti minyak bumi, nikel, aluminium, palladium, dan gandum. Hal ini dapat meningkatkan harga komoditas dunia ke level yang lebih tinggi dari sebelumnya. Peningkatan harga minyak bumi pun dapat mengerek naik harga bahan bakar minyak (BBM) dan komoditas bahan pangan penting serta penting lain di dalam negeri.

"Pemerintah perlu berhati-hati dengan kenaikan harga minyak mentah dan gandum. Juga perlu menjaga kestabilan inflasi dengan menjaga harga BBM dalam negeri dan bahan-bahan pokok stabil dan tidak bervolatilitas tinggi," ucapnya.