Rabu 02 Mar 2022 10:24 WIB

SMA Bosowa Bina Insani Gelar Peringatan Isra Mi’raj

Selain ceramah, acara itu juga diisi lomba cerdas cermat,  poster, adzan dan tausiah.

OSIS SMA Bosowa Bina  Insani (BBI) Bogor menggelar peringatan Isra Mi'raj, Selasa (1/3).
Foto: Dok Bosowa School
OSIS SMA Bosowa Bina Insani (BBI) Bogor menggelar peringatan Isra Mi'raj, Selasa (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – OSIS SMA Bosowa Bina  Insani Bogor menggelar peringatan Isra Mi’raj, Selasa (1/3). Kegiatan Islamic Character Building yang diadakan secara daring itu diikuti 233 siswa dan guru.  

“Acara ini menghadirkan Ustadz Subhan Al Bughury untuk ceramah dengan tema “Meneladani Akhlak Mulia Rasulullah SWT dalam meraih hakikat kebahagiaan dunia dan akhirat”. Tujuannya agar para siswa, guru dan kita semua bisa memetik hikmah Isra Miraj,” ucap Kepala SMA Bosowa  Bina Insani (BBI), Cucup Shohibul Maqomat dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Acara peringatan Isra Mi’raj itu dibuka oleh Asep Sumarsana, Manager Islamic Studies Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI). Ia  menekankan kegiatan ini sebagai salah satu langkah untuk membina karakter siswa untuk selalu mencintai rasul, menepati kebenaran, pengendalian diri dan sebagai peringatan agar kita selalu menjalankan ibadah dengan baik.

photo
Ustadz Subhan Al Bughury mengisi ceramah di acara peringatan Isra Mi'raj yang diadakan oleh OSIS SMA Bosowa Bina Insani (BBI) Bogor, Selasa (1/3).  (Foto: Dok Bosowa School)

Ustadz Subhan Al Bughury adalah ketua Dewan Pengurus Ranting NU dan Sekertaris Majelis Ulama Indonesia Desa Cilebut Bogor. Ia  membawakan ceramahnya dengan ringan.  Ia menjelaskan sejarah dan hikmah Isra Mi’raj. “Rasulullah mengalami tahun kesedihan dengan terjadinya berbagai musibah dan kejadian.  Mulai dari terjadinya pemboikotan oleh kaum Quraisy, meninggalnya pamannya yang selalu menguatkan semangat jihad beliau, perasaan terpukul atas musibah tersebut, oleh pihak yang tidak menyukai syiar Islamnya, dilempari tanah.  Bahkan kisah pilu wafatnya Siti Khadijah, isteri tercinta Rasul yang menjadi pukulan mental dan merupakan puncak kesedihan,” tutur Ustadz  Subhan.

Ia menambahkan, intimidasi kejam pun dialami Rasul.  Saat mencari suaka, malah mendapatkan cemoohan.  “Oleh karena itu, Allah mengangkat kondisi Nabi Muhammad kita tercinta untuk melakukan perjalanan spiritual yang tiada tandingannya.  Perjalanan di malam hari ke Masjid Aqso, naiknya Rasul menembus langit ke Sidratul Muntaha berada di ufuk tertinggi, ruang multi dimensi yang tidak bisa diukur secara ruang dan waktu.  Bahkan Allah melalui malaikatnya membelah dada Rasul, dibasuh, dibersihkan dan disucikan hatinya sehingga hatinya dilapangkan.  Segala kegelisahan hilang, diisi dengan iman dan takwa.  Kemudian dituntun untuk berwudlu,” paparnya.

Ustadz Subhan menjelaskan, perjalanan spiritual Rasulullah mengendarai kendaraan surga, Buraq mengantarkan Nabi Muhammad melewati beberapa tempat untuk melakukan shalat dan refleksi di Bukit Tursina, dan disampaikan bahwa Nabi Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir dan akan dibangkitkan pertama kali dan kemudian umatnya. 

Ia menegaskan, perjalanan Isra Mi’raj ini membuat Nabi Muhammad seperti purnama yang menyinari.  Cahaya diatas cahaya.  Bahkan Nabi Muhammad sebagai fathan nabiyi yaitu sosok yang mengungguli para nabi yang lain, rasul sebelumnya, atau makluk dan penciptaan Allah manapun. Penciptaan dan akhlak yang sempurna.

“Nilai moral yang bisa kita ambil, seorang pelajar seakan-akan adalah anak panah.  Anak panah tersebut akan mencapai sasarannya bila dibentangkan  oleh busurnya. Kita harus berani melewati proses untuk menggapai cita-cita, meski banyak halangan dan rintangan.  Pantang menyerah.  Semangat terus untuk berbuat baik, taat beribadah, lapangkan hati dan sucikan nurani,” pungkas Ustadz  Subhan.

Selain diisi ceramah, kegiatan yang diketuai oleh Raya Pasa Anandra menghadirkan lomba aneka perlombaan, yakni  Cerdas Cermat PAI (Pendidikan Agama Islam), poster, adzan dan tausiah. Para peserta dibagi ke  dalam breakout room untuk menampilkan diri mereka dan berlomba. 

Peserta dinilai dan bahkan dikomentari langsung oleh juri masing-masing lomba.  “Siswa mendapatkan kesempatan untuk memunculkan potensinya, mengasah pengetahuan dan menambah pengalamannya.  Dan bahkan lomba adzan sebagai latihan sebelum siswa berkiprah langsung di masjid di sekitar rumahnya,” ujar Dwinanto Purwadi, salah satu juri lomba  adzan.  

Bahkan melalui lomba tausiah, para siswa dan guru yang hadir mendapatkan pencerahan ulang mengenai Isra Mi’raj melalui materi yang diulas dalam tausiah tersebut. 

Sementara itu, peserta lomba cerdas cermat ditantang untuk adu pengetahuan mengenai ilmu pengetahuan agama Islam. Lomba poster yang mengasah kreativitas siswa dan berlomba dalam mengajak dalam kebaikan melalui poster yang dibuat.  “Semoga kegiatan ini terus menggugah kita semua agar selalu melaksanakan ajaran agama kita dengan baik,” kata Raya Pasa Anandra.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement