Jumat 04 Mar 2022 07:20 WIB

WHO: Gelombang Dua Pengungsi Ukraina Berisi Kelompok yang Rentan Secara Kesehatan-Ekonomi

Gelombang pertama pengungsi Ukraina cenderung punya sumber daya lebih baik.

Pengungsi dari Ukraina berkumpul di dekat perbatasan Polandia-Ukraina di Hrebenne, Polandia tenggara, 3 Maret 2022. WHO memperkirakan gelombang dua pengungsi Ukraina adalah kelompok rentan secara kesehatan dan ekonomi.
Foto: EPA-EFE
Pengungsi dari Ukraina berkumpul di dekat perbatasan Polandia-Ukraina di Hrebenne, Polandia tenggara, 3 Maret 2022. WHO memperkirakan gelombang dua pengungsi Ukraina adalah kelompok rentan secara kesehatan dan ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Gelombang pengungsi berikutnya yang meninggalkan Ukraina kemungkinan adalah orang-orang yang lebih rentan terhadap penyakit dan kesulitan ekonomi. Itu jika dibandingkan dengan satu juta orang yang telah mengungsi dari invasi Rusia, menurut seorang pejabat senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kepada Reuters, Kamis (3/3/2022).

Direktur Eropa Hans Kluge mengatakan, situasinya sudah menjadi "bencana kemanusiaan" yang akan memburuk ketika pasukan Rusia mengepung dan membombardir kota-kota besar Ukraina. Saat itu, Kluge berada di sebuah gudang di Warsawa, Polandia, tempat WHO mengoordinasikan pengiriman 36 ton bantuan medis ke Ukraina.

Baca Juga

Komentar Kluge datang ketika para pejabat dari Rusia dan Ukraina mengatakan bahwa mereka telah setuju membangun koridor kemanusiaan untuk pengiriman bantuan. Gencatan senjata di beberapa daerah kemungkinan akan dilakukan untuk membantu warga sipil yang melarikan diri.

PBB mengatakan bahwa satu juta orang kini telah meninggalkan rumah mereka di Ukraina. Mereka menuju ke Polandia dan negara tetangga lain ke barat.

"Jika konflik militer meningkat, itu berarti kita akan melihat semakin lama semakin banyak orang yang sangat rentan datang hanya dengan pakaian di tubuh mereka," kata Kluge.

sumber : Antara, Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement