REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Bursa Efek London (LSE) menangguhkan perdagangan saham 27 perusahaan yang terafiliasi kuat dengan Rusia termasuk perusahaan energi dan perbankan, Gazprom dan Sberbank. Langkah ini dilakukan untuk menjaga kondisi pasar tetap berlangsung teratur.
Sebagian besar perusahaan yang masuk dalam daftar penangguhan perdagangan saham ini berasal dari sektor tambang, energi hingga keuangan. Perusahaan produsen gas terbesar di dunia, Rosneft dan VK yang dikendalikan Oleg Deripaska tidak luput dari incaran LSE.
LSE saat ini juga sedang memproses penangguhan perdagangan saham perusahaan baja dan tambang terbesar Rusia di Inggris, Severstal. Perusahaan ini dijalankan oleh Alexei Mordashov yang merupakan orang terkaya di negara tersebut.
Selain itu, perusahaan pupuk PhosAgro, yang dipimpin oleh mantan kepala LSE Xavier Rolet juga termasuk di dalam daftar. Produsen emas terbesar Rusia Polyus, serta pemberi pinjaman terbesar di negara itu Sberbank, dan salah satu dari empat perusahaan baja terbesar di Rusia Novolipetsk Steel juga termasuk yang akan diblokir perdagangan sahamnya.
"LSE mengambil tindakan ini mengingat kondisi pasar, dan untuk mempertahankan pasar yang teratur," kata kepala eksekutif London Stock Exchange Group (LSEG), David Schwimmer, dilansir The Guardian, Kamis (3/3/2022).
Schwimmer mengatakan penangguhan sejumlah perusahaan ini juga bisa dipicu oleh ketidakmampuan untuk mempertahankan pasar yang teratur. Meski demikian, masih ada beberapa perusahaan Rusia yang sahamnya akan tetap diperdagangkan terutama yang berkaitan dengan penerimaan penyimpanan global (GDR).
Perusahaan yang GDR-nya terus diperdagangkan adalah perusahaan transmisi terbesar Rusia Federal Grid, penyedia telekomunikasi Rostelecom, pengembang properti perumahan Etalon, jaringan supermarket O'Key, perusahaan pupuk Acron, rantai ritel makanan Magnit dan perusahaan investasi Sistema.
"Sanksi seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya, namun tingkat sanksi yang diberikan sangat dinamis," kata Schwimmer.
Sementara itu, perusahaan yang didirikan di Inggris dengan listing utama di London, atau yang didirikan di tempat lain yang mematuhi tata kelola perusahaan Inggris serta memiliki lebih dari 50 persen saham yang diperdagangkan secara bebas di ibukota Inggris, masih terus melakukan perdagangan.