REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak masyarakat yang masih belum sadar terhadap anjuran batasan konsumsi Gula, Garam dan Lemak (GGL) per hari. Selain makanan rumah, konsumsi produk kemasan juga sudah menjadi kebiasaan umum.
Pemerintah membantu masyarakat dalam mengontrol asupan harian dengan mewajibkan produsen produk kemasan mencantumkan label alias informasi nilai gizi (ING). Sayangnya, membaca atau mencermati label di kemasan banyak dianggap bukan hal mudah dalam upaya mengontrol asupan kemasan sehari-hari.
Anisyah SSi Apt MP, Direktur Standardisasi Pangan Olahan Badan POM RI mengatakan BPOM RI juga memberikan pilihan mudah dalam pembacaan label. Pertama kali yang harus diperhatikan adalah takaran saji dan jumlah sajian per kemasan. Karena tabel informasi nilai gizi adalah kandungan gizi per sajian.
“Kalau masyarakat pusing, kami memfasilitasinya di bagian utama atau front of page yang dihighlight, berbentuk kotak kecil agar sadar itu maknanya GGL,” kata Anisyah dalam acara bersama Nutrifood, Senin (7/3/2022)
Ada pula logo pilihan lebih sehat yang bisa memudahkan konsumen dalam memilih produk kemasan. Seperti lambanh halal yang bisa mudah dimengerti tanpa rumit membaca, logo pilihan lebih sehat ini juga untuk memudahkan konsumen.
Anisyah menyadari untuk memahami tabel informasi nilai gizi ini tidak mudah. Karena itulah BPOM mengeluarkan Informasi nilai gizi pada bagian yang mudah dilihat dan dibaca atau dikenal dengan front of packed nutrition labelling.
Label dicetak dengan desain monokrom dan zat gizi yang dicantumkan adalah concern kesehatan seperti energi, lemak, gula dan garam. Selain itu juga ada Logo pilihan lebih sehat di mana pangan yang mencantumkan logo tersebut lebih baik kandungan gizinya dibandingkan dengan yang belum mencantumkan.
Perbandingan ini untuk sesama jenis pangannya. Saat ini BPOM telah menetapkan 20 jenis pangan yang dapat mencantumkan logo pilihan lebih sehat.
Pencantuman informasi nilai gizi secara wajib pada pangan olahan ini merupakan salah satu upaya BPOM untuk mencegah dan menanggulangi penyakit tidak menular. Sehingga masyarakat terinformasi nilai gizi pangan yang akan dikonsumsinya.
Masyarakat juga bisa mengakses scan barcode untuk mengetahui apakah produk yang dikonsumsi sudah terdaftar di BPOM atau beluApakah semua produk yang terdaftat di BPOM semuanya bergizi?
Anisyah menjawab para pelaku usaha mendesain makanan sedemikian rupa agar rasanya enak. Jadi tidak bisa dikatakan semua produk bergizi. Karena itulah pentingnya pencantuman ING. Melalui logo pilihan lebih sehat pula menjadi upaya untuk mendorong para pelaku usaha memproduksi produk yang menyehatkan.
“Tapi kita juga nggak bisa melarang ‘eh kamu jangan produksi natrium berlebihan’, justru dengan ING dicantumkan di label itu jadi pilihan konsumen,” tambah Anisyah.