REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan restrukturisasi kredit sebesar Rp 245,22 triliun pada Desember 2021.
Adapun dari total Rp 245,22 triliun kredit yang direstrukturisasi, sebesar Rp 104,48 triliun merupakan kredit usaha mikro, Rp 97,67 triliun kredit usaha kecil, dan Rp 5,83 triliun kredit usaha menengah.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, sebesar Rp 40,81 triliun kredit pelaku usaha mikro telah dibayar, begitu pula Rp 16,72 triliun dan Rp 673 triliun kredit usaha kecil serta menengah.
"Posisi terakhir kita 2021 itu dari Rp 245,55 triliun yang kita restrukturisasi, yang statusnya masih direstrukturisasi tersisa Rp 156,95 triliun," ujar Sunarso saat webinar Empowering SMEs to Recover Stronger, Jumat (11/3/2022).
Menurutnya saat ini kredit usaha mikro yang masih direstrukturisasi tersisa Rp 57,68 triliun. Sedangkan kredit usaha kecil dan menengah yang masih direstrukturisasi tersisa Rp 67,62 triliun dan Rp 3,58 triliun
Kemudian penyaluran kredit senilai Rp 62,16 triliun telah dilunasi, sebesar Rp 20,26 triliun telah lepas dari restrukturisasi dan sisanya ialah kredit yang tidak bisa diselamatkan yakni sebesar Rp 5,8 triliun atau lima persen dari total kredit yang direstrukturisasi.
"Artinya, beban perbankan untuk mencadangkan kapital dan modal bagi kredit yang tidak bisa diselamatkan masih sangat memadai," ucapnya.
Menurutnya perseroan melakukan restrukturisasi secara cermat dengan menyiapkan cadangan permodalan yang cukup untuk mengantisipasi gagal bayar kredit hingga 20 persen dari total yang direstrukturisasi.
"Secara agregat, kredit yang direstrukturisasi berhasil, yang gagal sedikit, dan kalaupun gagal, cadangan sangat membaik. Kita mengurangi laba, walaupun demikian kita masih bisa bertahan dengan menghasilkan laba Rp 32,2 triliun pada 2021," ucapnya.
Ke depan, perseroan memfokuskan untuk memperkuat bisnis kredit mikro. Perseroan menargetkan 45 persen penyaluran kredit ke segmen mikro dari total portofolio pada 2025 mendatang.