Ahad 13 Mar 2022 05:50 WIB

Buang Air Besar Bisa Turunkan Berat Badan?

Berat badan biasanya menurun signifikan setelah buang air besar.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Berat badan biasanya menurun signifikan setelah buang air besar.
Foto: www.freepik.com
Berat badan biasanya menurun signifikan setelah buang air besar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berat badan biasanya mengalami penurunan yang signifikan setelah buang air besar (BAB). Di samping itu, aktivitas BAB juga turut membakar kalori. Apakah ini berarti sering BAB bisa membantu menurunkan berat badan?

Sayangnya, tubuh manusia tidak bekerja seperti itu. Penurunan berat badan yang terjadi setelah BAB merupakan berat feses yang telah dikeluarkan dari tubuh. Hal ini membuat penurunan berat badan yang terjadi tidak signifikan dan bersifat sementara. Terlebih, sekitar 75 persen volume feses adalah air.

Baca Juga

Sebagian besar orang dewasa umumnya memproduksi sekitar 128 gram feses setiap hari. Akan tetapi, berat feses yang diproduksi bisa bervariasi mulai dari 15-1.505 gram per hari. Berat feses dan frekuensi BAB kerap dipengaruhi oleh pola makan, asupan serat, ukuran tubuh, dan asupan cairan.

Di samping itu, sekitar 75 persen volume feses adalah air. Oleh karena itu, sebagian besar dari penurunan berat badan yang terjadi setelah BAB merupakan kehilangan cairan.

Kunci utama dari penurunan berat badan adalah membakar kalori lebih banyak dibandingkan kalori yang masuk. Terkait hal ini, aktivitas BAB yang dilakukan dalam posisi duduk atau jongkok secara teknis turut membakar kalori.

Hanya saja, jumlah kalori yang terbakar saat melakukan BAB tidak signifikan. Jumlah kalori yang terbakar juga dipengaruhi oleh ukuran tubuh. Sebagai contoh, individu dengan berat badan 77 kg membakar sekitar 139 kalori dengan duduk selama satu jam. Akan tetapi, buang air besar cenderung dilakukan dalam waktu yang jauh lebih singkat dari satu jam.

Cara terbaik untuk menurunkan berat badan adalah mengonsumsi kalori lebih sedikit dari yang dibakar tubuh setiap hari. Hal ini bisa dicapai melalui perbaikan gaya hidup, modifikasi pola makan, dan olahraga rutin, seperti dilansir Verywell Health, Ahad (13/3/2022).

Jumlah defisit kalori yang disarankan adalah sekitar 500 kalori per hari. Pengurangan 500 kalori ini dapat menurunkan berat badan secara perlahan namun berkelanjutan, yaitu sekitar 0,5 kg per pekan

Pengurangan ini bisa dicapai dengan kombinasi olahraga dan pengaturan pola makan. Sebagai contoh, sekitar 250 kalori dibakar dengan olahraga selama 30 menit setiap hari. Sisa 250 kalori lainnya dicapai dengan mengurangi 250 kalori dari asupan makan sehari-hari.

Agar kesehatan tetap terjaga selama penurunan berat badan, penting untuk memilih jenis makanan yang tepat. Hindari makanan proses dan perbanyak konsumsi serat. Pastikan jenis makanan yang dikonsumsi bervariasi dan kaya gizi. Pemilihan makanan yang kaya serat dan bergizi bisa mendukung penurunan berat badan jangka panjang.

Perlu dipahami bahwa penurunan berat badan merupakan proses kompleks yang membutuhkan waktu. Makan terlalu sedikit demi mendapatkan hasil penurunan berat badan instan hanya akan memicu masalah baru, seperti masalah pencernaan dan efek yoyo di mana berat badan bisa kembali naik dalam waktu singkat.

Jalani proses penurunan berat badan secara konsisten dan nikmati perjalannya. Konsultasi dengan ahli gizi atau dokter spesialis gizi klinik bisa membantu terbentuknya proses penurunan berat badan yang lebih sehat dan terarah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement