REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam video baru di saluran Youtube-nya, ahli urologi dr Rena Malik membahas tentang kecenderungan seseorang sering buang air kecil saat cuaca dingin. Dia mengungkapkan alasan ilmiah yang terjadi di balik aktivitas tersebut.
Dr Malik memulainya dengan menetapkan patokan berapa kali rata-rata seseorang buang air kecil. Menurut dia, kebanyakan orang pergi ke kamar mandi kurang dari delapan kali sehari. Mungkin juga seseorang bangun sekali pada malam hari untuk buang air kecil.
Fenomena tersebut dikenal sebagai nokturia. Namun frekuensi lebih sering dari ini jarang terjadi dan dianggap abnormal.
Dilansir di laman Men's Health, Selasa (22/2/2022), frekuensi dan urgensi buang air kecil dan nokturia berulang, di sisi lain, adalah gejala dari sesuatu yang disebut kandung kemih terlalu aktif.
"Orang yang memiliki kondisi ini mungkin memperhatikan bahwa gejalanya cenderung memburuk pada bulan-bulan musim dingin," ujar dr Malik.
Dia mengatakan hal itu dapat terjadi karena sejumlah alasan berbeda. Pertama, cuaca dingin dapat menyebabkan otot menegang, termasuk di dasar panggul.
"Tegangnya otot-otot ini dapat merangsang kandung kemih untuk merasa perlu lebih sering sehingga mulai mengalami lebih banyak kejang kandung kemih," ujarnya.
Ada penelitian pada hewan yang menemukan subjek uji yang terpapar cuaca dingin memiliki kontraksi kandung kemih lebih banyak dibandingkan yang tidak. Alasan lain yang mungkin adalah selama musim dingin, kita cenderung lebih sedikit berkeringat sehingga tubuh kehilangan lebih sedikit cairan melalui keringat. Akibatnya, lebih banyak dibuang melalui air kecil.
Terakhir, paparan dingin dapat memicu reaksi lawan atau lari dari sistem saraf tubuh, yang menyebabkan kontraksi otot prostat pada pria. Ini membuatnya lebih sulit untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya saat buang air kecil. Ini berarti Anda perlu buang air kecil lebih sering.