Senin 14 Mar 2022 07:21 WIB

AS Beri Bantuan Tambahan Senilai 200 Juta Dolar ke Ukraina

Ssejauh ini AS sudah memberikan bantuan senilai 1 miliar dolar AS kepada Ukraina

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengataka  AS memberikan bantuan tambahan ke Ukraina sebesar 200 juta dolar.
Foto: AP/Mindaugas Kulbis
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengataka AS memberikan bantuan tambahan ke Ukraina sebesar 200 juta dolar.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, pada Sabtu (12/3/2022), telah memberi wewenang pada Departemen Luar Negeri AS untuk memberikan bantuan tambahan ke Ukraina sebesar 200 juta dolar. Dana tersebut akan mencakup senjata dan layanan militer, serta pendidikan atau pelatihan bagi warga Ukraina yang berusaha melawan Rusia.

Bantuan tersebut merupakan bagian dari dukungan AS yang lebih luas kepada Ukraina. Pekan ini, Kongres AS telah meloloskan rancangan undang-undang (RUU) soal pencairan dana bantuan untuk Ukraina dan sekutu-sekutu Eropanya senilai 13,6 miliar dolar AS. Dari dana tersebut, sebanyak 6,8 miliar dolar AS akan dialokasikan untuk merawat pengungsi Ukraina serta bantuan ekonomi lainnya kepada sekutu.

Baca Juga

Menurut Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, sejauh ini negaranya sudah memberikan bantuan senilai 1 miliar dolar AS kepada Ukraina. Saat memasok Ukraina dengan bantuan, Washington turut menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Pada Jumat (11/3/2022) lalu, Joe Biden mengumumkan larangan impor terbaru terhadap produk Rusia, yakni komoditas makanan laut, vodka, dan berlian.

Menurut Gedung Putih, dengan larangan impor terbaru, Rusia dapat kehilangan pendapatannya sebesar lebih dari 1 miliar dolar AS. “Kami akan terus menekan Putin untuk menolak kemampuan Rusia meminjam dari lembaga internasional terkemuka, seperti Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia,” ujar Biden.

Pada Selasa (8/3/2022) lalu Biden mengumumkan akan memberlakukan larangan impor minyak dan gas dari Rusia. Biden mengatakan, pemerintahannya menargetkan arteri utama ekonomi Rusia sebagai respons atas langkahnya menyerang Ukraina. “Kami melarang semua impor minyak dan gas serta energi Rusia. Itu berarti minyak Rusia tidak lagi dapat diterima di pelabuhan AS dan rakyat Amerika akan memberikan pukulan kuat lainnya kepada (Presiden Rusia Vladimir) Putin,” ujarnya.

Biden mengatakan, keputusannya memberlakukan larangan impor terhadap minyak dan gas Rusia diambil dalam konsultasi erat dengan sekutu. “AS memproduksi jauh lebih banyak minyak di dalam negeri daripada gabungan seluruh Eropa. Kami adalah pengekspor bersih energi, jadi kami dapat mengambil langkah ini ketika yang lain tidak bisa,” ucapnya.

Kendati demikian, Biden tak menampik bahwa rakyat AS akan menanggung konsekuensi dari keputusan pelarangan impor minyak dan gas Rusia tersebut. “Akan ada harga juga di sini, di AS. Saya katakan, saya akan sejajar dengan rakyat Amerika dari awal, dan ketika saya pertama kali berbicara tentang hal ini, saya mengatakan, ada harga untuk mempertahankan kebebasan, itu akan merugikan kita juga di AS,” kata Biden.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement