Kamis 17 Mar 2022 18:15 WIB

Petani Madura Bahas Peningkatan Kualitas Produksi Garam

Regulasi tentang tata niaga garam belum berpihak kepada petani.

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Petani memanen garam di tempat produksi garam, Rabu (2/2/2022). Perwakilan petani garam yang tergabung dalam Forum Petani Garam Madura membahas upaya peningkatan produksi dan kualitas garam.
Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas
Petani memanen garam di tempat produksi garam, Rabu (2/2/2022). Perwakilan petani garam yang tergabung dalam Forum Petani Garam Madura membahas upaya peningkatan produksi dan kualitas garam.

REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Perwakilan petani garam yang tergabung dalam Forum Petani Garam Madura membahas upaya peningkatan produksi dan kualitas garam, menjelang musim produksi garam 2022, di Pamekasan, Jawa Timur, Kamis (16/3/2022).

Rapat kerja petani garam yang digelar di Aula Bakorwil 4 itu mengundang 36 elemen terkait, dari empat kabupaten di Madura, serta perwakilan petani garam dari sejumlah provinsi penghasil garam.

Baca Juga

"Selain dalam rangka menyambut musim produksi garam pada 2022, ini juga merupakan langkah strategis petani garam dalam memperjuangkan nasib petani garam," kata Ketua Forum Petani Garam Madura Ubaid AK.

Saat ini, sambung dia, posisi petani garam melemah, dan regulasi tentang tata niaga garam belum berpihak kepada petani garam, sehingga perlu solusi dan dukungan keberpihakan semua elemen. Rapat kerja petani garam se-Madura yang digelar di Bakorwil 4 Pamekasan, sambung dia, sekaligus sebagai media untuk mencarikan solusi dalam menyelesaikan persoalan yang tengah dihadapi petani garam.

Karena itu, pihaknya juga mengundang para pejabat dari pihak berwenang seperti Pemprov Jatim dan pejabat dari Kementerian Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Pemprov Jatim Dyah Wahyu Ermawati mengapresiasi upaya para petani garam dalam memperjuangkan kepentingan mereka itu. "Semua keluh kesah yang disampaikan para petani garam ini akan kami jadikan jadikan referensi untuk mengambil kebijakan di tingkat provinsi, sekaligus sebagai bahan usulan kepada pemerintah pusat," kata Dyah.

Dyah menyampaikan ucapan terima kasih kepada Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (BASSRA) yang ikut membantu mengawal dan memperjuangkan nasib petani garam di Pulau Madura. Ia datang ke acara raker petani garam itu mewakili Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang berhalangan hadir.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement