REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak penaklukan Arab abad ke-7, peradaban Tatar hingga menaklukkan Kaukasus dan Asia Tengah, Islam selalu menjadi bagian penting dari sejarah Rusia. Sebagai salah satu negara Eropa yang memiliki penduduk Muslim terbesar, menurut CIA, lebih dari 90 persen Muslim di Rusia menganut Islam Sunni, sekitar 10 persen atau lebih dari dua juta adalah Muslim Syiah.
Dilansir dari About Islam, Rabu (16/3/2022) Islam pertama kali mencapai wilayah Kaukasus pada penaklukan Arab pada abad ke-7. Orang-orang Dagestan menjadi orang pertama yang menjadi Muslim di wilayah Rusia saat ini setelah masuk Islam pada abad ke-8. Negara Muslim pertama di masa depan tanah Rusia adalah Volga Bulgaria.
Islam diakui di bawah hukum dan oleh para pemimpin politik Rusia sebagai salah satu agama tradisional Rusia. Posisi Islam diakui sebagai agama besar Rusia, di samping Kristen Ortodoks sejak zaman Catherine the Great. Islam dinyatakan sebagai agama negara di Volga Bulgaria pada 922, yang 66 tahun lebih awal dari penerimaan Kristen Ortodoks sebagai agama negara Kievan Rus.
Setelah jatuhnya rezim Tsar, Uni Soviet memperkenalkan kebijakan ateisme negara, yang menghambat praktik Islam dan agama lain dan menyebabkan eksekusi dan penindasan terhadap berbagai pemimpin Muslim. Tapi setelah runtuhnya Uni Soviet, Islam mendapatkan kembali ruang bergengsi yang diakui secara hukum dalam politik Rusia.
Menurut Departemen Luar Negeri AS, pada 2017, Muslim di Rusia berjumlah 14 juta atau sekitar 10 persen dari total populasi. Karena survei ini tidak memasukkan mayoritas Muslim Chechnya dan Ingushetia, jumlah total Muslim diperkirakan bisa lebih besar.
Pada 2018, Mufti Besar Rusia, Sheikh Rawil Gaynetdin menyebut populasi Muslim Rusia mencapai 25 juta. Sedangkan Talib Saidbaev, penasihat Mufti Muslim Rusia, memperkirakan populasinya lebih dari 20 juta.