Jumat 18 Mar 2022 14:48 WIB

Penjelasan Ilmuwan Soal Bagaimana Varian Deltacron Bisa Tercipta

Deltacron yakni kombinasi dari Delta dan Omicron sudah ditemukan di Eropa dan AS.

Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi virus corona. Varian virus Deltacron yakni kombinasi dari Delta dan Omicron sudah ditemukan kasusnya di Eropa dan Amerika Serikat.
Foto:

Apakah varian Deltacron lebih berbahaya?

Seperti diketahui, varian Delta memicu gejala lebih parah dan varian Omicron sangat mudah menular. Namun, tidak berarti varían hibrida yang merupakan kombinasi kedua varían virus itu, otomatis jadi lebih berbahaya.

Analisis sekuens genomik yang dilakukan oleh Institut Pasteur di Prancis menunjukkan, Deltacron benar-benar mengandung mutasi karakteristik kedua jalur varían, demikian lapor bank data genom "Gisaid".

Dari varian Omicron BA.1, varian hibrida mengambil alih sepenuhnya gen ”spike” dan mengkombinasikan dengan bagian varian Delta AY.4. Dengan percampuran ini, virusnya kemungkinan lebih mudah menempel pada membran inang atau dengan kata lain sangat mudah menular.

Tentu hal ini memicu kekhawatiran, bagian dari varían Delta pada varian hibrida itu juga bisa memicu gejala sakit lebih parah. Terutama di negara-negara yang sudah sangat melonggarkan aturan pandemi COVID-19. Atau juga muncul ketakutan pandemi masih akan terus berlangsung dalam tempo panjang.

 

Seampuh mana vaksinasi melindungi?

Namun, mayoritas para pakar tidak merasa khawatir pada munculnya varian hibrida Deltacron ini. "Jika ada satu varian virus benar-benar menyebar dengan cepat dan membuat penderitanya sakit parah, pasti sekarang akan ada lebih banyak sampelnya,” ujar pakar imunologi Luca Cicin-Sain, dari pusat Helmholtz untuk riset infeksi.

Etienne Simon-Lorière dari Institut Pasteur juga berpendapat senada. "Sejauh ini kasus varian hibrida Deltacron sangat jarang dan tidak ada indikasi penularannya secara eksponsial. Artinya, varian baru ini tidak menujukkan laju perkembangan yang mencemaskan," ujar ilmuwan dari Prancis itu.

Terkait keampuhan vaksinasi mencegah infeksi virus corona, sejauh ini terbukti vaksinasi apapun tidak bisa mencegahnya. Buktinya adalah tingginya kasus infeksi varian Omicron, yang secara cerdik melakukan mutasi untuk "mengecoh" sebagian sistem kekebalan tubuh yang terbangunkan oleh vaksin.

Artinya, mereka yang sudah divaksinasi bahkan sampai tahap booster atau yang sembuh dari infeksi, tidak akan terlindungi sepenuhnya dari infeksi varian Deltacron. Namun, vaksinasi sampai saat ini terbukti mampu melindungi orang yang terinfeksi virus corona varian apapun dari gejala parah COVID-19. 

 

 

 

sumber: https://www.dw.com/id/apa-yang-sudah-diketahui-tentang-varian-deltacron/a-61160234

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement