REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kehidupan di dunia ini sering kali muncul pertanyaan mengapa orang-orang yang zalim dan tidak taat kepada Allah serta Rasul-Nya nampak selalu berjaya. Alquran menjawab pertanyaan ini melalui Surah Ibrahim Ayat 42 dan tafsirnya.
Diceritakan dulu Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dianiaya oleh orang-orang zalim. Kemudian Allah SWT berfirman dengan menegaskan bahwa Dia tidak lengah melihat semua kezaliman itu, hukuman terhadap orang-orang zalim tersebut ditangguhkan oleh Allah SWT.
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللّٰهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظّٰلِمُوْنَ ەۗ اِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيْهِ الْاَبْصَارُۙ
Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. (QS Ibrahim: 42)
Tafsir Kementerian Agama menjelaskan ayat ini bahwa dalam sejarah orang musyrik Makkah selalu menghalang-halangi dan menentang Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dalam melaksanakan dakwah sebagaimana yang telah diperintahkan Tuhan kepada mereka. Semakin hari halangan dan rintangan itu semakin bertambah, bahkan sampai kepada penganiayaan dan pemboikotan.
Banyak para sahabat yang dianiaya. Mereka tidak mau mengadakan hubungan jual-beli, tidak mau ada hubungan persaudaraan dan hubungan tolong-menolong dengan kaum Muslimin. Demikian beratnya siksaan dan penganiayaan itu hampir-hampir para sahabat Nabi berputus asa.
Sementara itu orang-orang musyrik kelihatannya seakan-akan diberi hati oleh Allah dengan memberikan kekuasaan dan kekayaan harta. Tindakan mereka semakin hari semakin membabi buta.