REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) melakukan restocking atau tebar benih ikan. Benih ikan yang ditenar antara lain 10.000 ekor benih ikan semah dan 80.000 ekor benih ikan baung di sungai Sangolan, Kampar, Riau.
Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar menyatakan aksi itu sebagai upaya menjaga ikan endemik dari kepunahan sekaligus menjamin ketahanan pangan di masa depan. Antam menegaskan KKP mengajak masyarakat mulai memikirkan jangka panjang terkait nasib sumber daya ikan. Khususnya ikan-ikan lokal di Indonesia yang mulai punah, seperti yang terjadi di Kampar, yaitu pada ikan semah dan ikan baung.
"Yang harus kita pikirkan, jangka panjang, kita pelihara, kita harus memijahkan, agar disegerakan. Saya meminta agar BRSDM (Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan) dapat berkoordinasi, bekerja sama dengan BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), bagaimana caranya, di Kampar, Kapuas, Musi, untuk ikan-ikan endemik ini bisa dikembangbiakkan oleh masyarakat," jelas Antam.
Antam juga meminta bantuan dari pemda Kampar agar dapat senantiasa memberikan pengarahan kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga keberlanjutan sumber daya perikanan di Kampar.
Kepala BRSDM I Nyoman Radiarta menjelaskan, Sungai Kampar memiliki keragaman jenis ikan yang tinggi. Tahun 2010, sekitar 58 jenis ditemukan di Sungai Kampar Kanan dan 86 jenis ditemukan di Sungai Kampar Kiri dan salah satunya ikan baung.
Namun, lanjutnya, keanekaragaman jenis ikan tersebut menurun sebanyak 42 persen dan pada 2015 hanya teridentifikasi sebanyak 36 spesies."Hal itu disebabkan banyaknya kegiatan penangkapan yang melebihi daya dukung Sungai Kampar itu sendiri. Langkah strategis (restocking) ini guna memastikan dan menjaga keberadaan stok ikan-ikan tersebut di sungai endemik mereka," ucap Nyoman.
Hasil kajian stock assesment ikan baung di Sungai Kampar di tiga lokasi sampling yaitu Desa Buluh Cina (danau), Kabupaten Kampar, Desa Maktedoh (rawa banjiran), Kabupaten Pelalawan, Desa Meranti (sungai kampar), Kabupaten Pelalawan menunjukkan bahwa tingkat eksploitasinya sudah diangka 0,81 lebih besar dari 0,5. Hal ini, lanjutnya, menunjukkan bahwa tingkat eksploitasi sudah over fishing.