REPUBLIKA.CO.ID, KABUL-- Sebuah ranjau aktif peninggalan perang menewaskan empat anak di provinsi selatan Kandahar, Afghanistan. Demikian laporan Kementerian Dalam Negeri pada Sabtu (19/3/2022).
"Insiden itu terjadi di Distrik Shah Wali Kot ketika sebuah ranjau yang tidak meledak (ERW) tiba-tiba meledak selagi anak-anak sedang bermain di desa terpencil," kata kementerian lewat pernyataan.
Istilah ERW merujuk pada senjata yang tidak meledak (UXO) dan bangkai senjata yang tak meledak (AXO) oleh pejabat Afghanistan. Menurut sumber resmi, ranjau darat, ranjau antipersonel dan bangkai ERW dari sisa perang menewaskan atau melukai sekitar 120 orang setiap bulan di Afghanistan.
Pada Jumat dua warga sipil tewas dan tiga lainnya terluka ketika sebuah ERW meledak di provinsi Paktia timur.
Sementara itu, Dewan Keamanan Perserikatan (DK) Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengadopsi resolusi untuk secara resmi membantu Afghanistan. Namun DK PBB tetap tidak mengakui kepemimpinan Taliban di Afghanistan.
Resolusi dibuat tanpa menyebutkan kata "Taliban". Resolusi tersebut menjabarkan mandat baru untuk misi politik PBB di Afghanistan, yang penting bagi perdamaian. Berdasarkan hasil pemungutan suara, sebanyak 14 negara mendukung resolusi, sedangkan ada satu negara yang abstain yaitu Rusia.
Resolusi tersebut mencakup beberapa kerja sama di bidang kemanusiaan, politik dan hak asasi manusia. Termasuk perempuan, anak-anak, dan jurnalis. Duta Besar Norwegia untuk PBB, Mona Juul, mengatakan, mandat baru untuk UNAMA (misi PBB untuk Afghanistan) sangat penting untuk menanggapi krisis kemanusiaan dan ekonomi.
Misi PBB itu juga bertugas untuk mencapai tujuan perdamaian dan stabilitas secara menyeluruh di Afghanistan. Juul mengatakan, Norwegia merupakan salah satu negara yang ikut menyusun resolusi tersebut.
“Dewan (Keamanan) memberikan pesan yang jelas dengan mandat baru ini, yaitu UNAMA memiliki peran penting dalam mempromosikan perdamaian dan stabilitas di Afghanistan, dan untuk mendukung rakyat Afghanistan saat mereka menghadapi tantangan dan ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Juul, dilansir Aljazirah, Jumat (18/3).