Senin 21 Mar 2022 20:17 WIB

Muhammadiyah Economic Closed Loop, Prospek Ekonomi Muhammadiyah Pasca-Muktamar

Muhammadiyah Economic Closed Loop, Prospek Ekonomi Muhammadiyah Pasca-Muktamar

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Muhammadiyah Economic Closed Loop, Prospek Ekonomi Muhammadiyah Pasca Muktamar - Suara Muhammadiyah
Muhammadiyah Economic Closed Loop, Prospek Ekonomi Muhammadiyah Pasca Muktamar - Suara Muhammadiyah

Muhammadiyah Economic Closed Loop, Prospek Ekonomi Muhammadiyah Pasca Muktamar

SEMARANG, Suara Muhammadiyah – Seminar dan Rapat Koordinasi MEK PDM, MEK PDA, dan JSM (Jaringan Saudagar Muhammadiyah) Daerah se Jawa Tengah diselenggarakan pada Sabtu, 16 Sya’ban 1443 H yang bertepatan dengan 19 Maret 2022, bertempat di Gedung Kuliah Bersama (GKB) 2 Lantai 8 Universitas Muhammadiyah Semarang, Jalan Kedungmundu Raya No. 18 Semarang.

Dr. Haerudin, MT. selaku ketua panitia yang juga ketua MEK PWM Jawa Tengah, menyatakan dalam sambutannya, bahwa ekonomi harus siap bersinergi. Hal ini dipertegas lagi oleh Dr. Ummul Baroroh, “Muhammadiyah sebagai organisasi induk bersinergi dengan ‘Aisyiyah sebagai ortom khusus. Tanpa bersinergi, tidak akan dapat mencapai kemajuan, karena banyak sekali Amal Usaha Muhammadiyah, yang juga dapat berpotensi meningkatkan perekonomian. Kita harus duduk bersama saling ridha dan bertekad untuk membesarkan persyarikatan.”

“Prospek Ekonomi Muhammadiyah Pasca Muktamar Solo” sebagai tema seminar dan rakor ini mendatangkan narasumber dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. H. Anwar Abbas, M.M., M.Ag. “Secara teoritik mestinya sebagai mayoritas yang menjadi penentu. Berdasarkan penelitian, terdapat 12 elit strategis yang menentukan kebijakan di negara kita yang terdiri dari agamawan, politisi, cendekiawan, birokrat, jurnalis, kelompok professional, tenaga pendidik, budayawan, pekerja sosial, tentara dan polisi, serta lembaga yudikatif. Selain itu, masih ada satu lagi elit strategis yaitu pengusaha, yang menguasai sumber material atau pemilik kapitalisasi. Dunia pendidikan kita belum bisa mencetak lulusan yang menciptakan lapangan kerja, tetapi lulusan yang mencari kerja. Kebenaran (haq) yang tak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir”, demikian disampaikan Abbas.

Ahmad Syauqi Soeratno dari Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah menyampaikan tentang evermos (Everyday needs for every moslems) start-up yang dimiliki Muhammadiyah yang memaksimalkan tiga hal, yaitu terjadinya arus ekonomi internal dan eksternal, terjadi arus edukasi, dan dapat membesarkan UMKM warga Muhammadiyah. Sebagaimana Firman Allah dalam QS. Ar-Ra’du: 11 yang artinya: …  “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum me reka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” Muhammadiyah sejak awal menyasar kemanfaatan untuk umat dan masyarakat yang lebih luas, dengan dasar keadilan dan kemakmuran secara merata, yang menempatkan keberpihakan pada kaum lemah dan terpinggirkan, secara social dan ekonomi. Dengan semangat QS Al-Jumuah: 10 yang artinya: “Apabila shalat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”

Perhatian yang lebih kepada kaum lemah dengan semangat pemberdayaan merupakan bagian dari sisi teologis yang dikenal sebagai Teologi Al-Maun.

Lakukan pengembangan jamaah ekonomi Muhammadiyah dengan Muhammadiyah Economic Closed Loop, sebagai sistem ekonomi yang memastikan penguasaan rantai pasokan hingga distribusi secara terintegrasi dari hulu sampai hilir. Sesulit apapun, mendekatlah kita sebagai jamaah sebagaimana dalam QS. Ali Imran: 105 yang artinya: “Dan janganlah kamu, wahai orang mukmin, menjadi seperti orang-orang yang berkelompok-kelompok, seperti orang Yahudi dan Nasrani yang bercerai berai dan berselisih dalam urusan agama dan kemaslahatan umat, karena masing-masing mengutamakan kepentingan kelompoknya.” (Wakhidah Noor Agustina).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement