Senin 21 Mar 2022 11:29 WIB

Disneyland Shanghai Tutup Akibat Lonjakan Kasus Covid-19

Pemerintah China melaporkan 2.027 kasus baru dalam 24 jam hingga Ahad.

Rep: Fergi Nadira/Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
Media dan pengunjung mengunjungi taman hiburan Disneyland di Shanghai, China, Senin (11/5). Disney Co menutup taman hiburannya di Shanghai pada Senin (21/3/2022).
Foto: AP / Sam McNeil
Media dan pengunjung mengunjungi taman hiburan Disneyland di Shanghai, China, Senin (11/5). Disney Co menutup taman hiburannya di Shanghai pada Senin (21/3/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Disney Co menutup taman hiburannya di Shanghai pada Senin (21/3/2022). Pihak berwenang China sedang mencoba mengendalikan wabah virus corona terbesar di kota itu dalam dua tahun.

Disney mengatakan Disneyland , Disneytown, dan Wishing Star Park di Shanghai akan ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Shanghai melaporkan 24 kasus baru per Senin.

Baca Juga

Pemerintah kota terpadat di China dengan 24 juta orang telah menghindari penutupan bisnis dan fasilitas umum di seluruh kota. Namun, telah mengimbau masyarakat untuk tinggal di rumah jika memungkinkan. Layanan bus ke kota telah ditangguhkan dan pengunjung harus menunjukkan tes virus negatif.

Kota ini sebelumnya menangguhkan akses ke dua area perumahan dan melakukan pengujian massal di lusinan lainnya.

Sementara itu, Changchun dan Jilin di timur laut memulai putaran selanjutnya dalam pengujian virus di seluruh kota menyusul lonjakan infeksi. Jilin memperketat perbatasan dengan memerintahkan dua juta penduduknya untuk tinggal di rumah.

Jumlah kasus China dalam gelombang infeksi terbarunya cukup rendah dibandingkan dengan negara-negara besar lainnya. Namun, pihak berwenang menerapkan strategi “tanpa toleransi” yang telah menangguhkan akses ke beberapa kota besar.

Pemerintah melaporkan 2.027 kasus baru dalam 24 jam hingga Ahad (20/3/2022) tengah malam, naik dari hari sebelumnya 1.737. Itu termasuk 1.542 kasus di provinsi Jilin, tempat kota Changchun dan Jilin berada.

Sedangkan pemerintah Shenzhen yang merupakan pusat keuangan dan teknologi yang berbatasan dengan Hong Kong mengumumkan, bisnis dan kantor pemerintah diizinkan untuk dibuka kembali pada Senin. Pihak berwenang juga tetap mengambil langkah-langkah untuk mencoba mencegah kebangkitan kasus virus.

Kota berpenduduk 17,5 juta itu menutup semua bisnis kecuali yang memasok makanan dan kebutuhan lainnya. Layanan bus dan kereta bawah tanah ditutup dan meminta masyarakat untuk tinggal di rumah menyusul lonjakan kasus.

 

sumber : AP/Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement