Rabu 23 Mar 2022 14:45 WIB

 IMF Akui Indonesia Berhasil Jaga Stabilitas Ekonomi di Tengah Pandemi

Bank Indonesia apresiasi asesmen IMF yang sebut otoritas mampu jaga stabilitas

Rep: Lida puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Warga berjalan di jembatan penyebarangan orang (JPO) Gelora Bung Karno, Jakarta. Dana Moneter Internasional (IMF) menilai Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan sektor keuangan di tengah pandemi. Didukung oleh kinerja makroekonomi yang kuat, serta respon kebijakan yang tegas dan menyeluruh.
Foto: Aprillio Akbar/ANTARA
Warga berjalan di jembatan penyebarangan orang (JPO) Gelora Bung Karno, Jakarta. Dana Moneter Internasional (IMF) menilai Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan sektor keuangan di tengah pandemi. Didukung oleh kinerja makroekonomi yang kuat, serta respon kebijakan yang tegas dan menyeluruh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana Moneter Internasional (IMF) menilai Indonesia berhasil menjaga stabilitas ekonomi dan sektor keuangan di tengah pandemi. Didukung oleh kinerja makroekonomi yang kuat, serta respon kebijakan yang tegas dan menyeluruh.

Respons kebijakan tersebut mencakup paket kebijakan yang tertuang dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), kebijakan moneter yang akomodatif, dan upaya di sektor keuangan untuk mendorong kredit. Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan BI menyambut baik hasil asesmen IMF tersebut.

Dalam laporan Article IV Consultation tahun 2021 yang baru saja dirilis hari ini, Rabu (23/3), Dewan Direktur IMF menyampaikan apresiasi dan catatan positif terhadap berbagai kebijakan yang ditempuh Indonesia. Pertama, komitmen otoritas untuk mengembalikan batas atas defisit fiskal sebesar tiga persen pada 2023 secara gradual.

Kedua, komitmen otoritas kebijakan moneter untuk berada ahead of the curve dengan tetap memerhatikan tingkat inflasi. Ketiga, upaya otoritas untuk mendorong pendalaman dan inklusi pasar keuangan, khususnya  melalui  digitalisasi.

Keempat, komitmen otoritas untuk melanjutkan reformasi struktural melalui reformasi di sektor riil  dan sektor keuangan. Dalam rangka meningkatkan investasi, mendorong pertumbuhan, dan memitigasi dampak luka memar dari pandemi.

Kelima, komitmen otoritas untuk mengatasi dan memitigasi perubahan iklim. Dalam laporannya, IMF memandang kinerja ekonomi Indonesia akan terus menguat pada tahun 2022-2023 didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan dukungan kondisi komoditas global.

Meskipun demikian, IMF mencermati beberapa faktor risiko yang perlu diwaspadai. Terutama terkait dengan munculnya varian virus baru dan kemungkinan pengetatan kondisi keuangan global akibat normalisasi kebijakan moneter yang lebih cepat dari perkiraan.

Lebih lanjut, IMF menyampaikan rekomendasi kebijakan yang sejalan dengan arah kebijakan Bank Indonesia. Terutama terkait normalisasi kebijakan likuiditas, financial deepening dan digitalisasi.

"Proyeksi positif IMF tersebut sejalan dengan hasil asesmen Bank Indonesia yang memperkirakan momentum perbaikan ekonomi nasional akan berlanjut pada 2022," kata Erwin dalam keterangan pers.

Lebih lanjut, ia mengatakan Bank Indonesia terus mengoptimalkan bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi nasional. Sinergi kebijakan dengan otoritas terkait terus dilakukan.

Khususnya dalam rangka akselerasi vaksinasi, pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif, dan upaya mendorong peningkatan pembiayaan  pada sektor-sektor prioritas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement