Ong menjelaskan, pengecekan crane dilakukan setiap hari, tetapi keseluruhan berlangsung setiap Senin. Karena itu, Lounge in The Sky tidak beroperasi pada Senin. Untuk platform, staf melakukan pengecekan setiap hari sebelum mengudara.
Ong mengatakan, ada perbedaan dinner in the sky di negara lain dengan Lounge in The Sky di Indonesia. Dinner in the sky itu berbentuk segi empat, di mana tamu mengelilingi meja.
Sementara yang di Indonesia merupakan versi 2.0 dengan bentuk lounge, di mana mejanya hanya memiliki empat kursi. Satu kali flight dapat berisi 32 orang.
"Alasannya adalah kami tak ingin mencampur tempat duduk tamu dengan orang lain, dan jarak fisik," ujar Ong.