Selasa 29 Mar 2022 16:18 WIB

Setelah Sempat Naik, Jelang Ramadhan Harga Cabai di Yogyakarta Turun 20 Persen

Penurunan harga ini didapatkan dari hasil pantauan yang dilakukan di tiga lokasi.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Hiru Muhammad
Pedagang menjajakan cabai rawit dagangannya di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Selasa (27/12/2021). Pedagang mengaku harga cabai rawit merangkak naik sejak awal Desember 2021, dari Rp30 ribu per kg menjadi Rp80 ribu per kg karena minimnya pasokan dari petani.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Pedagang menjajakan cabai rawit dagangannya di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Selasa (27/12/2021). Pedagang mengaku harga cabai rawit merangkak naik sejak awal Desember 2021, dari Rp30 ribu per kg menjadi Rp80 ribu per kg karena minimnya pasokan dari petani.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Harga komoditas cabai menjelang Ramadhan 2022 ini mengalami penurunan rata-rata mencapai 20 persen. Penurunan ini terjadi setelah beberapa pekan sebelumnya sempat naik. 

"Perkembangan ketersediaan (bahan pokok) di Kota Yogyakarta dari pantauan Senin kemarin, beberapa komoditi memang kami lihat ada pergerakan fluktuasi harga yang sedikit mencolok khususnya di komoditas cabai yang justru mengalami penurunan harga rata-rata 20 persen," kata Kepala Bidang Ketersediaan Pengawasan dan Pengendalian Perdagangan Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogyakarta, Sri Riswanti, Selasa (29/3/2022). 

Baca Juga

Penurunan harga ini didapatkan dari hasil pantauan yang dilakukan di tiga lokasi. Baik itu pemantauan di pasar rakyat, di tingkat distributor dan juga di toko retail. 

Berdasarkan pantauan tersebut, harga cabai merah besar mengalami penurunan sebesar  20 persen yakni Rp 40 ribu per kg. Untuk komoditas cabai keriting mengalami penurunan 22,22 persen menjadi Rp 35 ribu per kg. 

Sedangkan, untuk harga cabai rawit hijau turun 12,50 persen menjadi Rp 35 ribu per kg. Untuk komoditas cabe rawit merah mengalami penurunan lebih besar yakni 36,36 persen menjadi Rp 35 ribu per kg. 

"Memang banyak turunnya, komoditi cabai ini komoditi yang fluktuasi harganya sangat cepat mengingat komoditi ini komoditi yang tidak awet. Saat panen melimpah, maka ketersediaan yang banyak ini tentunya berkorelasi terhadap penutunan harga," ujar Sri. 

Sementara itu, harga pada komoditas lainnya tidak begitu naik signifikan. Sri menyebut, harga pada beberapa komoditas seperti daging sapi, daging ayam, telur, terigu dan gula pasir masih cenderung stabil tinggi. "Memang harganya stabil tapi cenderung tinggi di atas HET. Ini memang sudah terjadi cukup lama yang harga stabil cenderung tinggi ini terjadi di Kota Yogyakarta khususnya dan DIY secara umum," kata Sri. 

"Untuk daging (sapi) memang beberapa waktu ini secara nasional harganya kecenderungan tinggi, di Kota Yogya termahal Rp 125 ribu. Masyarakat Kota Yogya tidak begitu panik dengan kenaikan harga daging ini dan ini sudah berjalan cukup lama," lanjutnya. 

Sri menyebut, memang kecenderungan menjelang Ramadhan maupun Idul Fitri terjadi kenaikan harga mengingat permintaan yang tinggi. Meskipun begitu, diharapkan kedepannya tidak terjadi kenaikan harga yang signifikan. "Harapan kami tidak terjadi (kenaikan), kalau sampai naik tidak terjadi lonjakan (signifikan), sehingga masih bisa dikatakan kenaikan yang wajar sesuai standar harga di Kota Yogya," jelasnya. 

Sri meminta agar masyarakat tidak perlu khawatir terkait ketersediaan bahan pokok di Kota Yogyakarta. Ia menegaskan bahwa ketersediaan bahan pokok masih aman dan terkendali, termasuk stabilisasi harga yang masih dapat dikendalikan dan terjangkau. 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement