Ahad 03 Apr 2022 06:28 WIB

Shanghai Pisahkan Anak dan Orang Tua Positif Covid-19

Anak dan orang tua positif Covid-19 dipisahkan pada lokasi yang berbeda.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nora Azizah
Anak dan orang tua positif Covid-19 di Shanghai, China, dipisahkan pada lokasi yang berbeda.
Foto: AP/Ng Han Guan
Anak dan orang tua positif Covid-19 di Shanghai, China, dipisahkan pada lokasi yang berbeda.

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI -- Esther Zhao mengira akan melakukan hal yang benar ketika membawa putrinya yang berusia dua setengah tahun ke rumah sakit Shanghai akibat demam pada 26 Maret. Tiga hari kemudian, Zhao memohon otoritas kesehatan untuk tidak memisahkan mereka setelah keduanya dinyatakan positif Covid-19.

Dokter kemudian mengancam Zhao bahwa putrinya akan ditinggalkan di rumah sakit, sementara dia dikirim ke pusat karantina. Kondisi itu harus dilakukan jika dia tidak setuju untuk memindahkan gadis itu ke Pusat Klinik Kesehatan Masyarakat Shanghai di distrik Jinshan kota.

Baca Juga

Sejak itu, Zhao hanya mendapat satu pesan singkat bahwa putrinya baik-baik saja, dikirim melalui obrolan grup dengan dokter. Kabar itu tidak pernah diperbarui meskipun permintaan informasi berulang kali dari Zhao dan suaminya yang berada di tempat karantina terpisah setelah juga dinyatakan positif.

"Tidak ada foto sama sekali. Saya sangat cemas, saya tidak tahu situasi apa yang dialami putri saya," kata Zhao sambil menangis pada Sabtu (2/4/2022), dikutip dari reuters, Ahad (3/4/2022).

Menurut Zhao, aturan Shanghai adalah bahwa anak-anak harus dikirim ke titik yang ditentukan. Sedangkan orang dewasa ke pusat karantina dan tidak diizinkan untuk menemani anak-anak.

Zhao semakin panik setelah gambar anak-anak menangis di fasilitas kesehatan Shanghai menjadi viral. Sebuah poster anonim mengatakan itu adalah anak-anak yang dites positif Covid-19 dan dipisahkan dari orang tua di pusat Jinshan.

Foto-foto dan video yang diposting di platform media sosial Weibo dan Douyin menunjukkan bayi-bayi yang meratap dalam kurungan dengan tiga tempat tidur bayi. Dalam satu video, seorang balita yang merintih merangkak keluar dari sebuah ruangan dengan empat tempat tidur berukuran anak-anak sedang mendorong-dorong dinding.

Unggahan asli gambar dan video telah dihapus dari Weibo, tetapi ribuan orang terus berkomentar. Warganet  memposting ulang gambar tersebut sambil mengeluarkan komentar. "Ini mengerikan," kata salah satunya. "Bagaimana pemerintah bisa membuat rencana seperti itu?," kata yang lain.

Reuters tidak dapat  memverifikasi gambar-gambar itu, tetapi sumber yang mengetahui fasilitas tersebut mengkonfirmasi bahwa gambar-gambar itu diambil di fasilitas Jinshan. Namun, Pusat Klinis Kesehatan Masyarakat Shanghai mengatakan, foto dan video yang beredar di internet bukan fasilitas karantina bayi Jinshan.

Gambar dan video tersebut, menurut Pusat Klinis Kesehatan Masyarakat Shanghai, adalah adegan yang diambil ketika rumah sakit memindahkan bangsal anak ke gedung lain. Tindakan ini dilakukan untuk mengatasi meningkatnya jumlah kasus Covid-19 pada pasien anak.

"Pasien anak yang dirawat di rumah sakit kami, dijamin perawatan medis dan kebutuhan sehari-hari mereka terpenuhi. Saat ini, kami telah mengorganisir lebih banyak petugas kesehatan anak untuk menyesuaikan bangsal anak, mengoptimalkan proses administrasi, meningkatkan bangsal. Manajemen perkuat komunikasi dengan orang tua anak-anak dan lakukan pekerjaan yang lebih baik," ujar Pusat Klinis Kesehatan Masyarakat Shanghai.

Ketika Shanghai memerangi wabah Covid terbesar yang pernah ada di Cina, cerita seperti Zhao dan video anak-anak yang terpisah membuat marah penduduk. Informasi ini menimbulkan pertanyaan tentang biaya kebijakan pembersihan dinamis Beijing untuk memerangi penyebaran virus korona.

Sejak wabah terbaru Shanghai dimulai sekitar sebulan yang lalu, pihak berwenang telah mengunci 26 juta orangnya dalam proses dua tahap yang dimulai pada awal pekan ini. Sementara jumlah kasus di Shanghai kecil menurut standar global, pihak berwenang Cina telah berjanji untuk tetap menggunakan pembersihan dinamis. Cara ini bertujuan untuk menguji, melacak, dan mengkarantina semua kasus positif secara terpusat.

Shanghai melaporkan 6.051 kasus Covid-19 tanpa gejala yang ditularkan secara lokal pada Sabtu. Sedangkan 260 kasus bergejala hingga  1 April. Jumlah ini meningkat dibandingkan 4.144 kasus tanpa gejala dan 358 yang bergejala pada hari sebelumnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement