REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mendukung pengiriman bantuan senjata lebih banyak ke Ukraina untuk mempertahankan diri dari serangan Rusia. Hal ini disampaikan setelah Ukraina menemukan ratusan jenazah warga sipil di kota-kota sekeliling Kiev yang ditinggalkan pasukan Rusia.
"Kami mencari solusi yang ada, bersama-sama dengan Uni Eropa, NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) dan terutama rekan-rekan G-7," kata Baerbock, Selasa (5/4/2022).
Ia membantah kritik yang mengatakan Jerman tidak cukup banyak dalam mempersenjatai Ukraina. "Tidak banyak juga negara yang memasok lebih banyak (senjata)," katanya.
Hal ini ia sampaikan dalam konferensi mendukung Moldova untuk mengurangi ketergantungan pada negara raksasa tetangga mereka, Rusia. Moldova merupakan negara miskin di Eropa timur yang berbatasan dengan Ukraina dan sangat terdampak pada perang di negara itu.
Sementara itu di Dewan Keamanan PBB Volodymyr Zelenskyy mengatakan, militer Rusia dibawa ke pengadilan untuk mempertanggung jawabkan kejahatan perang. Ia menuduh pasukan Kremlin melakukan kekejaman perang terburuk sejak Perang Dunia II.
Peserta konferensi sepakat untuk menerima 12 ribu pengungsi Ukraina yang saat ini berada di Moldova. Mereka juga setuju memberikan bantuan senilai 71 juta euro dan hampir 700 juta euro dalam bentuk pinjaman ke negara itu dan membantu memerangi korupsi serta ketergantungan energi pada Rusia.
Pernyataan ini Zelenskyy sampaikan saat terus muncul bukti pembantaian rakyat sipil di kota-kota pinggir Kiev. Sebelum pasukan Rusia mundur dari ibukota.