Jumat 08 Apr 2022 05:55 WIB

Jenis Terapi Ini Disebut Bisa Turunkan Risiko Sakit Jantung Bawaan

Namun, terapi untuk jantung harus dilakukan bersamaan dengan perubahan gaya hidup.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Uji klinis tahap satu menunjukkan bahwa terapi small interfering RNA (siRNA) mampu menurunkan kadar lipoprotein yang berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung prematur.
Foto: www.maxpixel.com
Uji klinis tahap satu menunjukkan bahwa terapi small interfering RNA (siRNA) mampu menurunkan kadar lipoprotein yang berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung prematur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uji klinis tahap satu menunjukkan bahwa terapi small interfering RNA (siRNA) mampu menurunkan kadar lipoprotein yang berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung prematur. Bila berhasil, terapi siRNA bisa membantu mengatasi jenis penyakit jantung yang saat ini tak bisa dikelola melalui perubahan gaya hidup.

Lipoprotein yang disasar oleh terapi siRNA adalah lipoprotein(a) atau Lp(a). Lp(a) merupakan protein pengangkut kolesterol yang dibuat di organ hati. Bila beredar dalam kadar yang tinggi, Lp(a) akan mempengaruhi tejradinya penumpukan plak di arteri. Penumpukan plak di arteri bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular, serangan jantung, dan strok.

Baca Juga

Sayangnya, kadar Lp(a) tak bisa diperbaiki hanya dengan memperbaiki pola makan dan gaya hidup. Kadar Lp(a) umumnya ditentukan oleh faktor genetik.

Terapi siRNA yang diuji dalam uji klinis APOLLO merupakan terapi pertama yang mampu menurunkan kadar Lp(a) hampir sepenuhnya. Uji klinis ini melibatkan 32 partisipan, di mana seluruh partisipan memiliki kadar Lp(a) yang tinggi, setidaknya dua kali dari kadar Lp(a) yang dianggap normal.

Para partisipan dalam studi ini dibagi ke dalam dua kelompok. Delapan partisipan hanya menerima suntikan plasebo, sedangkan partisipan lain menerima injeksi SLN360 atau molekul siRNA. Dosis SLN360 yang diberikan kepada para pasien berbeda-beda, yaitu 30 mg, 100 mg, 300 mg, atau 600 mg.

Setelah diberikan injeksi, seluruh pasien dipantau selama 24 jam. Tim peneliti juga melakukan pemeriksaan secara berkala selama lima bulan setelah injeksi diberikan.

Berdasarkan hasil studi, partisipan yang menerima plasebo hanya mengalami sedikit perubahan kadar Lp(a). Akan tetapi, partisipan yang menerima suntikan SLN360 mengalami penurunan kadar Lp(a) yang terbilang drastis.

Pada partisipan yang diberikan SLN360 dengan dosis 100 mg, penurunan kadar Lp(a) mencapai 86 persen. Pasien yang diberikan SLN360 sebanyak 300 mg mengalami penurunan kadar Lp(a) sebesar 96 persen.

Penurunan tertinggi, yaitu 98 persen, tampak terjadi pada kelompok partisipan yang menerima SLN360 sebesar 600 mg. Meski lima bulan sudah berlalu, kelompok partisipan yang mendapatkan dua dosis tertinggi masih memiliki kadar Lp(a) 71 persen dan 81 persen lebih rendah dibandingkan //baseline//.

Pemberian dosis SLN360 tertinggi juga tampak menurunkan kadar kolesterol jahat atau LDL hingga 25 persen. Tim peneliti menambahkan, tak ada efek samping berat yang ditemukan selama studi berlangsung.

Baca juga : Punya Masalah Ini Pada Kaki? Segera Periksa Jantung

Pemantauan dan studi lebih lanjut terhadap terapi siRNA akan dilakukan di masa mendatang. Melalui pemantauan dan studi lebih lanjut ini, diharapkan terapi siRNA atau terapi RNA serupa bisa terbukti membantu menurunkan risiko penyakit kardiovaskular pada pasien yang memiliki kecenderungan atau risiko.

"Studi ini menunjukkan keamanan dan efikasi yang kuat dari terapi eksperimental ini dalam menurunkan kadar Lp(a), kondisi yang umum namun tak bisa diobati sebelumnya, dan dipengaruhi oleh faktor genetik," ungkap tim peneliti, seperti dilansir New Atlas, Kamis (7/4/2022). 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement