REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Makin banyak negara yang melakukan pengusiran terhadap diplomat rusia. Setelah Denmark, Austria, dan Norwegia, kini giliran Jepang.
Jepang telah mengusir delapan diplomat Rusia pada Jumat (8/4/2022) dalam sebuah langkah yang jarang sekali terjadi. Kebijakan itu ditempuh untuk menanggapi invasi Rusia di Ukraina, termasuk pembunuhan warga sipil.
Pengusiran itu terjadi setelah negara-negara Uni Eropa, seperti Prancis dan Jerman, pekan ini mengatakan bahwa mereka akan mengusir diplomat Rusia. Moskow mengelak telah menargetkan warga sipil dalam konflik di Ukraina, negara tempat mereka meluncurkan "operasi khusus".
Sejumlah pejabat sektor perdagangan termasuk yang diusir oleh pemerintah Jepang. Namun, duta besar Rusia Mikhail Galuzin tidak tertera di dalam daftar, menurut pejabat kementerian luar negeri, yang menolak memberikan informasi lebih lanjut.
Pengusiran semacam itu jarang terjadi di Jepang. Namun, Jepang pernah melakukannya beberapa kali selama era Soviet.
Perdana Menteri Fumio Kishida akan mengumumkan sanksi tambahan untuk Rusia pada Jumat petang. Pada Jumat pagi, menteri perindustrian menyebutkan bahwa Jepang berencana mengurangi impor batubara Rusia secara bertahap sambil mencari pemasok lain setelah menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.