Selasa 12 Apr 2022 15:18 WIB

Kuliah Tamu Akuntansi Keuangan II, STEI SEBI Undang Akuntan Senior

Materi kuliah  membahas akuntansi liabilitas jangka pendek, provisi dan kontinjensi.

Akuntan senior Suyanto mengisi kuliah tamu Akuntansi Keuangan II yang diadakan oleh STEI SEBI Depok, Senin (11/4).
Foto: Dok STEI SEBI
Akuntan senior Suyanto mengisi kuliah tamu Akuntansi Keuangan II yang diadakan oleh STEI SEBI Depok, Senin (11/4).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOk -- STEI SEBI Depok kembali mengadakan kuliah tamu pada mata kuliah Akuntansi Keuangan II (AK II), Senin (11/4). Kuliah ini diisi oleh Suyanto  Ak CA MAk sebagai dosen tamu dengan materi kuliah “Akuntansi Liabilitas Jangka Pendek, Provisi dan Kontinjensi”.

Suyanto adalah Team Leader pada Divisi Akuntansi dan Pajak PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI), sebuah badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang pembiayaan infrastruktur. PT SMI juga telah memiliki unit usaha syariah (UUS) untuk membiayai proyek infrastruktur dengan akad syariah. 

Di STEI SEBI, mata kuliah Akuntansi Keuangan II diambil oleh mahasiswa semester IV Program Studi Akuntansi Syariah. Ahmad Baehaqi  SEI  MAk SAS menjadi dosen pengampu mata kuliah tersebut. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suyanto yang telah berkenan menjadi dosen tamu mata kuliah Akuntansi Keuangan II. Alhamdulillah hari ini para mahasiswa dapat langsung sharing dan diskusi dengan praktisi yang telah berkecimpung lebih dari 20 tahun di dunia industri. Akan banyak wawasan dan cerita praktik akuntansi di lapangan untuk menambah wawasan dan motivasi belajar mahasiswa,” jelas Baehaqi dalam pengantar kuliah yang diberikan.

Agar lebih menyenangkan, kuliah ini diawali dengan kuis lewat aplikasi quizizz. Setelah itu dilanjutkan dengan materi yang disampaikan oleh Suyanto. “Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas. Ada tiga kata kunci yang menjadi karakteristik dari liabilitas dan harus diperhatikan, yaitu kewajiban masa kini (pada tanggal pelaporan), peristiwa masa lalu dan pengeluaran sumber data di masa mendatang,” terang Suyanto dengan memberikan ilustrasi soal agar mahasiswa mampu mengidentifikasi karakteristik liabilitas dalam soal tersebut, seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Selanjutnya, Suyanto juga menjelaskan klasifikasi laibilitas menjadi liabilitas jangka pendek dan jangka panjang berikut penyajiannya dalam laporan posisi keuangan. “Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasifikasi tersendiri dalam laporan posisi keuangan, kecuali penyajian berdasarkan likuiditas menyediakan informasi yang lebih relevan dan dapat diandalkan. Jika pengecualian tersebut diterapkan, maka entitas menyajikan seluruh aset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas. Di antara perusahaan yang menyajikan aset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas adalah perusahaan jasa keuangan seperti perbankan. Dalam laporan posisi keuangan, penyajian aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang tidak disajikan sebagai klasifikasi tersendiri,” paparnya.

Materi kuliah tamu ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu liabilitas jangka pendek, provisi dan kontinjensi, dengan penekanan materi pada bagian pertama. Suyanto memberikan penjelasan yang lengkap berkaitan dengan liabilitas jangka pendek, terdiri dari utang usaha (account payable), wesel bayar (notes payable), utang deviden, utang bank jangka pendek dan lain-lain berikut contoh dan penjelasan riil di lapangan.

Kuliah ini diikuti oleh 64 mahasiswa dari kelas AS 2020 A dan AS 2020 B. Mereka antusias mengikuti perkuliahan dan banyak bertanya di sela-selan penjelasan materi.

Sebelum ditutup, Suyanto juga menjelaskan agar mahasiswa memahami konsep dasar akuntansi, “Pahami konsep (persamaan) dasar akuntansi dan eksplorasi  lebih lanjut cakupan dari konsep dasar tersebut. Ketika logikanya sudah dipahami dengan baik, maka jika ada kasus baru dan seberat apapun kasus tersebut, tinggal dikembalikan ke konsep dasarnya. Perbanyak latihan mengerjakan soal, jangan hanya mengandalkan pertemuan di kelas saja,” tuturnya.

Terakhir Suyanto juga memberikan nasihat, “Ayo bangun dan tingkatkan kompetensi masing-masing, baik soft competency maupun hard competency, seperti daya analitis (analytical thinking), logika, kemampusan memecahkan masalah (problem solving), ketelitian, komunikasi, kemampuan excel dan lain-lain. Tidak perlu minder dari kampus mana, yang penting, tunjukkan kalau kita punya kemampuan dan kapabilitas. Pada akhirnya, orang lain juga akan melihat kita dan kampus asal kita dari mana.”  

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement