Rabu 13 Apr 2022 11:37 WIB

Amerika dan Uni Emirat Arab Berkolaborasi dalam Misi Mars

Amerika dan UEA berbagi data penelitian di Mars.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Foto selebaran yang disediakan oleh Mitsubishi Heavy Industries (MHI) menunjukkan roket H2-A yang membawa
Foto: EPA-EFE/MITSUBISHI HEAVY INDUSTRIES
Foto selebaran yang disediakan oleh Mitsubishi Heavy Industries (MHI) menunjukkan roket H2-A yang membawa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Uni Emirat Arab (UEA) telah berhasil meluncurkan pesawat ruang angkasa Hope pada tahun 2020. Tonggak itu menandai misi pertama ke planet Mars oleh negara Arab. UEA bergabung dengan misi Mars oleh negara lain termasuk Amerika Serikat (AS), Rusia, China, dan Eropa.

Sekarang, dua dari pengorbit Mars dari UEA dan AS akan bekerja sama untuk berbagi data, berkat kesepakatan untuk berbagi temuan antara pengorbit Mars Atmosphere and Volatile Evolution (MAVEN) NASA dan pengorbit Hope Emirates Mars Mission (EMM).

Baca Juga

Misi Mars Emirates meluncurkan pengorbit Hope ke Mars pada musim panas 2020. Hope tiba di planet merah itu pada Februari 2021, dan sejak itu telah mengumpulkan data tentang atmosfer dan sistem cuaca Mars.

Dilansir dari Slashgear, Rabu (13/4/2022), Hope memiliki keunggulan dalam hal ini karena ia berada di orbit yang sangat tinggi, antara 19.312,128 km dan 43.452,288 km dari permukaan. Ketinggian ini memungkinkannya melihat area yang luas di planet ini sekaligus.

Ini berarti Hope telah mampu melacak peristiwa cuaca berskala besar seperti badai debu yang melanda planet ini pada Januari 2022, termasuk melewati kawah Jezero tempat penjelajahan NASA Perseverance dan helikopter Ingenuity sedang menjelajah.

Dengan bekerja sama dengan MAVEN NASA, yang telah mengorbit di sekitar Mars sejak 2014, kedua proyek tersebut dapat mengumpulkan data mereka tentang atmosfer Mars, dan atmosfer bagian atas pada khususnya.

“MAVEN dan EMM masing-masing mengeksplorasi aspek berbeda dari atmosfer Mars dan sistem atmosfer atas,” kata peneliti utama MAVEN Shannon Curry dari University of California, Berkeley.

“Jika digabungkan, kita akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara keduanya, dan pengaruh atmosfer bawah pada pelepasan gas dari atmosfer atas ke ruang angkasa,” ujarnya lagi.

Tentang Atmosfer Mars

Para peneliti tahu bahwa Mars memiliki atmosfer yang sangat tipis. Atmosfer Mars hanya satu persen kepadatan atmosfer di Bumi. Peneliti juga tahu bahwa Mars kehilangan atmosfer ini dari waktu ke waktu, berkat data sebelumnya yang dikumpulkan MAVEN. Proses ini telah berlangsung selama jutaan tahun, yang merupakan salah satu alasan mengapa atmosfer Mars sangat tipis sekarang.

Namun, masih banyak pertanyaan tentang bagaimana proses ini, yang disebut kehilangan atmosfer, terus mempengaruhi planet ini. Beberapa dari masalah ini telah dikemukakan oleh grup NASA yang disebut MEPAG, atau Grup Analisis Program Eksplorasi Mars (Mars Exploration Program Analysis Group). Dengan bekerja sama dengan misi Hope, para ilmuwan NASA dapat mempelajari lebih lanjut tentang masalah ini.

“Ilmu EMM melengkapi MAVEN dan penyelidikan Hope dirancang untuk menjawab tujuan ilmiah yang selaras langsung dengan tujuan MEPAG,” kata Omran Sharaf, Direktur Proyek Misi Mars Emirates, dalam sebuah pernyataan.

“Pengamatannya selalu dirancang untuk memberikan wawasan baru yang tidak mungkin didapat dari misi Mars sebelumnya. Sekarang, dengan menggabungkan dua kumpulan data dari misi EMM dan MAVEN serta menganalisis hasilnya bersama-sama, kami dapat membangun respons yang kuat terhadap banyak pertanyaan mendasar yang kita miliki tentang Mars dan evolusi serta dinamika atmosfernya,” ujarnya lagi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement