REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur CIA William Burns mengatakan China bertindak sebagai "mitra senyap" Presiden Rusia Vladimir Putin dalam perang Rusia melawan Ukraina. Berbicara dalam pidato pertamanya di publik sejak menjabat CIA, Burns mengatakan Beijing memberi CIA "ujian paling mendalam" yang telah dihadapinya dalam 75 tahun sejarahnya, tidak memiliki ambisi maupun kemampuan.
Direktur CIA tidak merinci seperti apa dukungan yang diberikan China kepada Rusia. "Negara ini berusaha untuk menyalip kita secara harfiah di setiap domain, dari kekuatan ekonomi hingga kekuatan militer, dan dari luar angkasa hingga dunia maya," kata dia.
"Sebagai badan intelijen, kami tidak pernah harus berurusan dengan musuh dengan jangkauan lebih luas di lebih banyak domain," tambahnya.
Soal perang Rusia melawan Ukraina, Burns mengatakan adegan penghancuran dari kota Mariupol yang terkepung dan Kharkiv yang diduduki Rusia "sayangnya mengingatkan" pada Pertempuran Grozny 1994-1995 di mana pasukan Rusia secara brutal menyerang ibu kota Chechnya, meratakan puluhan blok persegi.
“Tetapi kehendak rakyat Ukraina tidak terputus, dan Rusia yang dipimpin Putin telah menimbulkan kerusakan materi dan reputasi besar-besaran pada dirinya sendiri,” sebut direktur CIA.
AS telah berulang kali mengkritik China karena penolakannya untuk mengutuk serangan Rusia di Ukraina dan secara vokal memperingatkan Beijing agar tidak memberikan dukungan militer kepada Kremlin untuk memperkuat serangannya.
Setidaknya 1.964 warga sipil telah tewas dan 2.613 terluka di Ukraina sejak Rusia memulai perangnya, menurut perkiraan PBB, dan angka sebenarnya dikhawatirkan akan jauh lebih tinggi. Lebih dari 4,7 juta warga Ukraina telah melarikan diri ke negara lain sejak awal perang yang dimulai 24 Februari, dengan lebih dari 7 juta lebih mengungsi, kata badan pengungsi PBB.