REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Arab Saudi mengutuk aksi kekerasan dan penggerudukan yang dilakukan pasukan Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa. Menurutnya, tindakan itu merupakan penyerangan terhadap situs tersuci ketiga umat Islam.
“Eskalasi sistematis ini adalah serangan terang-terangan terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa dan tempatnya di jantung negara Islam,” kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan pada Jumat (15/4).
Saudi menyerukan masyarakat internasional untuk meminta pertanggungjawaban pasukan Israel atas tindakannya di kompleks Al-Aqsa. Hal itu termasuk aksi penyerangan yang mereka lakukan terhadap warga Palestina.
Bercermin dari eskalasi di Al-Aqsa, Saudi tak menampik ada kebutuhan untuk menghidupkan kembali upaya perdamaian di Timur Tengah. Selain Saudi, Iran pun telah mengutuk keras aksi penggerudukan dan kekerasan yang dilakukan pasukan Israel di kompleks Al-Aqsa. Teheran menilai, rezim Zionis secara mencolok memperlihatkan pelanggaran terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia (HAM).
“Kejahatan Zionis terhadap rakyat Palestina yang tertindas menunjukkan semakin lemahnya rezim pendudukan ini yang bertujuan menutupi kekuasaannya yang kosong,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh, Jumat, dilaporkan laman Mehr News Agency.
Dia menekankan, rezim Zionis dan pendukung internasionalnya bertanggung jawab atas konsekuensi kejahatan semacam itu di tanah pendudukan. Khatibzadeh meminta pemerintah dan organisasi internasional mendukung rakyat Palestina. Sementara kepada umat dan negara-negara Muslim, dia meminta mereka menunjukkan dukungan untuk membela serta melindungi Al-Aqsa.
Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, bentrokan di kompleks Al-Aqsa telah menyebabkan lebih dari 150 orang terluka, termasuk jurnalis dan petugas medis. Menurut lembaga yang mengelola Masjid Al-Aqsa, yakni Wakaf Islam, pasukan Israel mulai memasuki kompleks tersuci ketiga umat Islam itu sebelum fajar. Kala itu ribuan warga Palestina hendak menunaikan salat Subuh. Menurut otoritas Israel, pasukannya memasuki kompleks Al-Aqsa untuk mengangkut batu-batu yang telah dikumpulkan sekelompok warga Palestina guna mengantisipasi kekerasan.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Israel turut menyampaikan hal serupa. Ia mengatakan, puluhan pria bertopeng dengan membawa bendera Palestina dan Hamas berbaris ke kompleks Al-Aqsa pada Jumat pagi. Mereka dituding telah mengumpulkan batu di sekitar area tersebut. “Polisi dipaksa masuk ke halaman untuk membubarkan kerumunan dan memindahkan batu-batu tersebut, guna mencegah kekerasan lebih lanjut,” kata Kemenlu Israel lewat akun Twitter-nya.
Kepolisian Israel mengklaim, mereka mulai menggeruduk Masjid Al-Aqsa setelah adanya sekelompok warga yang melemparkan batu ke arah ruang doa umat Yahudi di Tembok Barat. Polisi Israel hendak membubarkan dan memukul mundur kelompok tersebut. Pada momen itulah bentrokan pecah.