REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Ratusan pemukim Yahudi pada Ahad (17/4/2022) menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki. Padahal polisi Israel membatasi masuknya jamaah Palestina ke kompleks Masjid Al Aqsa.
Menurut surat kabar Haaretz, 728 pemukim menyerbu kompleks itu di bawah perlindungan ketat dari polisi Israel. Serangan pemukim itu terjadi ketika polisi Israel membatasi masuknya jemaah untuk sholat Subuh di Masjid Al-Aqsha.
Saksi mata mengatakan polisi menutup gerbang Kota Tua Yerusalem Timur dengan penghalang dan mencegah warga Palestina dari luar kota mengakses masjid. Saksi mata mengatakan pembatasan itu kemudian dilonggarkan karena polisi menahan identitas beberapa jemaah.
Tidak ada komentar dari polisi Israel atas laporan tersebut, namun masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan petugas medis merawat dua warga Palestina yang terluka di Gerbang Singa, salah satu gerbang menuju Masjid Al-Aqsa.
Saksi mata mengatakan satu orang terluka oleh peluru karet Israel dan yang lainnya diserang oleh polisi ketika mencoba menyeberang ke masjid untuk sholat.
Dilansir dari Daily Sabah pada Ahad (17/4/2022) ketegangan meningkat di wilayah Palestina dalam beberapa hari terakhir setelah serangan Israel di halaman Masjid Al-Aqsa pada hari Jumat (15/4/2022), yang mengakibatkan bentrokan dengan jemaah yang melukai ratusan orang.
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga bagi umat Islam di dunia. Orang-orang Yahudi menyebut wilayah itu sebagai "Gunung Kuil", dengan alasan dulunya merupakan tempat dua kuil Yahudi.
Sejak 2003, Israel mengizinkan pemukim masuk ke kompleks itu hampir setiap hari. Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel 1967. Ini menaklukkan seluruh kota pada 1980 dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.